Pemkab Purbalingga Dorong Pengembangan Industri Kecil-Menengah
Red: Muhammad Fakhruddin
Pemkab Purbalingga Dorong Pengembangan Industri Kecil-Menengah (ilustrasi). | Foto: ANTARA/Makna Zaezar
REPUBLIKA.CO.ID,PURBALINGGA -- Pemerintah Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah terus mendorong pengembangan industri kecil dan menengah (IKM) guna mendukung upaya pemulihan ekonomi di tengah pandemi COVID-19.
"Pemkab Purbalingga menyiapkan program strategis guna mengembangkan industri kecil dan menengah karena di tengah pandemi IKM memiliki peran penting dalam menggerakkan perekonomian lokal," kata Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi di Purbalingga, Jawa Tengah, Selasa (15/2/2022).
Bupati menambahkan berbagai program dimaksud antara lain program pemberdayaan pelaku IKM agar memiliki kecakapan digital hingga program pendampingan agar IKM di Purbalingga dapat makin naik kelas. Sebagai contoh, pihaknya tengah mengupayakan adanya pendampingan dari Badan Standarisasi Nasional (BSN) bagi para pelaku industri knalpot di Purbalingga agar produknya bisa ber-Standar Nasional Indonesia (SNI).
"Kami telah menyampaikan usulan kepada BSN untuk memberi pendampingan kepada industri-industri knalpot yang ada di Purbalingga agar produknya bisa ber-SNI," katanya.
Bupati mengatakan bahwa standarisasi dibutuhkan untuk mengembangkan sekaligus melindungi para pelaku IKM knalpot yang ada di wilayah setempat. Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Purbalingga Johan Arifin menambahkan produk knalpot yang diproduksi oleh IKM Purbalingga dibuat secara manual (handmade) sehingga perlu diberikan pendampingan standarisasi agar produknya bisa ber-SNI.
"Kami berharap untuk bisa dilakukan pendampingan standarisasi knalpot baik knalpot standar maupun aftermarket. Hal ini bertujuan agar produk IKM di Purbalingga akan segera terstandarisasi," katanya.
Dia mengatakan bahwa pada saat ini knalpot merupakan salah satu produk unggulan lokal yang diproduksi oleh ratusan IKM yang ada di Kabupaten Purbalingga.
Johan juga menyebutkan saat ini ada sekitar 350 industri kecil dan menengah yang memproduksi knalpot di Purbalingga dengan penyerapan kerja mencapai 4.500 orang. "Untuk itu Pemkab Purbalingga bersama dengan para pelaku IKM knalpot sangat berkomitmen agar produk knalpot Purbalingga bisa memenuhi standar sesuai dengan SNI, termasuk standar kebisingan," katanya.
Bahkan, pihaknya juga telah menyiapkan satu lokasi khusus yang nantinya akan digunakan untuk uji kebisingan sebagai bagian dari upaya mendapatkan standarisasi bagi produk knalpot tersebut. "Kami juga berencana untuk berkunjung ke Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T) di Bandung, Jawa Barat untuk menggali informasi tambahan mengenai kriteria kebisingan," katanya.