Selasa 15 Feb 2022 20:25 WIB

Chili, Negara Mayoritas Non-Muslim yang Targetkan Pasar Halal

Chili targetkan kenaikan pasar halal dunia sebesar 20 persen

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Nashih Nashrullah
Toko daging halal. Ilustrasi, Chili targetkan kenaikan pasar halal dunia sebesar 20 persen
Foto: Al Arabiya
Toko daging halal. Ilustrasi, Chili targetkan kenaikan pasar halal dunia sebesar 20 persen

REPUBLIKA.CO.ID, SAO PAULO – Otoritas halal Chili mengharapkan pertumbuhan 20 persen dalam sertifikasi halal pada 2022 ini. Mereka juga memiliki tujuan memperluas jangkauan produk bersertifikat, untuk memanfaatkan pasar ekspor yang berkembang. 

Pusat Sertifikasi Halal, yang dikenal sebagai Chile Halal, berupaya melakukan sertifikasi bagi perusahan yang memproduksi bahan baku dan produk yang digunakan dalam industri makanan, seperti pengawet, pewarna makanan, alat pembersih, deterjen dan asam nitrat, yang digunakan untuk membersihkan pabrik susu. 

Baca Juga

Auditor utama Departemen Halal Chile Halal, Gonzalo Silva, menyebut lembaga tersebut ingin melakukan sertifikasi industri dari ujung ke ujung. Saat ini, Chili memiliki lebih dari 70 perjanjian perdagangan bebas (FTA) di lima benua. 

Dilansir di Salaam Gateway, Selasa (15/2/2022), Silva mengatakan negosiasi FTA dengan Uni Emirat Arab dan ASEAN telah membuat kemajuan. ASEAN adalah blok ekonomi yang mencakup Brunei, Kamboja, Singapura, Filipina, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Thailand dan Vietnam. 

“ASEAN adalah pasar yang sangat menjanjikan untuk ekspor di masa depan, tidak hanya untuk Chili tetapi seluruh dunia, karena kelas menengah tumbuh, yang menuntut lebih banyak produk impor.

Jika FTA dengan Asia Tenggara disetujui, kami akan memiliki bea istimewa, yang akan merangsang ekspor ke tujuan-tujuan ini dan akibatnya meningkatkan sertifikasi halal,” kata Silva. 

Wilayah Asia-Pasifik diketahui memiliki populasi Muslim terbesar di dunia, lebih dari 985 juta jiwa. Silva menjelaskan, sektor publik dan swasta harus bekerja sama untuk memajukan pasar halal. 

Sebuah tabel halal telah dibuat bersama dengan pemerintah Chili, dengan tujuan agar industri dan pemerintah memahami pasar dengan lebih baik. Dia menilai hal ini diperlukan untuk dilanjutkan dengan lisensi phytosanitary dari negara yang akan diekspor, serta sertifikasi halal.

"Yang satu tidak dapat maju tanpa yang lain, jadi kerja sama dengan pemerintah sangat penting untuk industri halal Chili yang sedang berkembang," ujarnya.

Presiden terpilih Gabriel Boric, yang dianggap sayap kiri, akan dilantik pada Maret ini. Di saat yang bersamaan, pasar Chili sedang menunggu menteri baru untuk diumumkan, yang akan mengatur nada bagi pemerintahan baru. Banyak pihak yang ingin mengetahui apakah akan ada perubahan kebijakan dalam perdagangan luar negeri.

Baca juga: Kisah Puji dan Agus, Suami Istri yang Bersama-sama Masuk Islam

Lebih dari 60 persen perusahaan yang disertifikasi Chile Halal menjual produk mereka ke China, Amerika Serikat, Kanada, dan Uni Eropa. Kebanyakan, negara-negara ini mengajukan permintaan untuk sertifikasi halal dari bahan mentah.

Sekitar 80 persen daging sapi yang dijual ke China telah bersertifikasi halal. Untuk saat ini, daging sapi tidak masuk ke Timur Tengah, meskipun Chili sudah memiliki lisensi phytosanitary dari Uni Emirat Arab.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement