REPUBLIKA.CO.ID, KOPENHAGEN -- Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Eropa Dr Hans Kluge mengatakan pada Selasa (15/2/2022), pejabat kesehatan mengalihkan perhatian infeksi Covid-19 ke Eropa Timur. Wilayah tersebut mengalami peningkatan dua kali lipat selama dua minggu terakhir.
"Hari ini, fokus kami adalah ke arah timur wilayah Eropa WHO," kata Kluge dalam bahasa Rusia menunjuk pada lonjakan varian omikron yang sangat menular.
Kluge mengatakan wilayah 53 negara, yang membentang ke bekas republik Soviet hingga Asia Tengah, kini telah menghitung lebih dari 165 juta kasus virus corona yang dikonfirmasi. Sebanyak 1,8 juta kematian terkait dengan pandemi, termasuk 25.000 dalam minggu terakhir saja.
"Selama dua minggu terakhir, kasus Covid-19 meningkat lebih dari dua kali lipat di enam negara di wilayah ini (Armenia, Azerbaijan, Belarus, Georgia, Federasi Rusia, dan Ukraina)," kata Kluge.
"Seperti yang diantisipasi, gelombang omicron bergerak ke timur, 10 negara anggota timur sekarang telah mendeteksi varian ini," katanya.
Kluge berusaha untuk memberikan penekanan pada peningkatan tingkat vaksinasi yang tertinggal di Eropa Timur dibandingkan dengan wilayah lainnya. Dia mengatakan kurang dari 40 persen orang di atas usia 60 di Bosnia, Bulgaria, Kirgistan, Ukraina, dan Uzbekistan telah menyelesaikan serangkaian vaksin lengkap.
Kondisi yang mengkhawatirkan itu membuat Kluge meminta pemerintah dan pejabat kesehatan untuk memeriksa dengan cermat alasan lokal yang mempengaruhi permintaan dan penerimaan vaksin yang lebih rendah. Dia meminta untuk merancang intervensi yang disesuaikan untuk meningkatkan tingkat vaksinasi secara mendesak, berdasarkan bukti spesifik konteks.
Kluge menyoroti tingkat kekebalan yang tinggi melalui vaksinasi atau pemulihan dari infeksi, dan akhir musim dingin yang membayangi yang menyebabkan banyak orang berkumpul di dalam ruangan. Dia juga mengatakan ini bukan saatnya untuk mencabut langkah-langkah yang diketahui berhasil dalam mengurangi penyebaran Covid-19.