Selasa 15 Feb 2022 20:36 WIB

Ini Penyebab Kematian 130 Ton Ikan di Danau Maninjau

Ikan di Danau Maninjau mati akibat fenomena tubo belerang.

Ikan di Danau Maninjau Mati.
Foto: Antara/Muhammad Arif Pribadi
Ikan di Danau Maninjau Mati.

REPUBLIKA.CO.ID, LUBUKBASUNG -- Kematian ikan secara massal di Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatra Barat sekitar 130 ton disebabkan oleh fenomena tubo belerang yang melanda daerah itu pada Jumat (11/2), sehingga oksigen berkurang di danau vulkanik itu.Salah seorang petani keramba jaring apung di Danau Maninjau, Naziruddin di Lubukbasung, Selasa, mengatakan udara sekitar danau mengeluarkan baubelerang yang sangat pekat.

"Kematian ikan pada Desember 2021, tidak ada bau belerang di danau dan murni akibat kekurangan oksigen setelah hujan disertai angin kencang melanda daerah itu," katanya yang juga Wali Nagari Koto Malintang.

Baca Juga

Ia mengatakan, kematian ikan itu berawal saat cuaca sangat panas melanda daerah itu pada Jumat (11/2) siang kemudian tiba-tiba turun hujan dengan curah hujan cukup tinggi melanda daerah itu.

Setelah berlangsung cuaca terik yang dlsambung dengan hujan deras maka ikan-ikan di keramba jaring apung mulai mengapung ke permukaan dan beberapa waktu kemudian ikan mati. "Ikan dalam keramba jaring apung milik warga mati. Keramba jaring apung saya dalam kondisi kosong," katanya.

Sementara Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Agam, Rosva Deswira menambahkan kematian ikan akibat pembalikan massa air dan membawa belerang naik ke permukaan."Permukaan danau tenang, tapi tiba-tiba hujan dan tidak ada angin kencang melanda daerah itu," katanya.Akibat kejadian itu, sekitar 130 ton ikan mati secara massal di Rambai Nagari Koto Malintang sebanyak 50 ton tersebar di 76 petak keramba jaring apung milik 30 petani.Setelah itu di Linggai Nagari Duo Koto sebanyak 80 ton tersebar di 100 petak keramba jaring apung milik 15 orang petani. "Petani mengalami kerugian sekitar Rp2,6 miliar, karena harga tingkat petani Rp20 ribu per kilogram," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement