REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Polres Tasikmalaya Kota menyebutkan aksi geng motor di wilayah hukumnya masih sering terjadi. Meski berbagai upaya pencegahan dan penindakan sudah dilakukan, kemunculan geng motor masih sering meresahkan masyarakat.
Kapolres Tasikmalaya Kota, AKBP Aszhari Kurniawan, mengatakan, pihaknya telah melakukan berbagai upaya preemtif dan preventif dalam mencegah kemunculan geng motor.
Salah satunya, dengan melakukan kegiatan sosialisasi ke sekolah-sekolah. Selain itu, polisi juga melakukan penjagaan dan patroli di kawasan yang dinilai rawan.
"Kami juga melakukan kegiatan represif. Beberapa kasus, kami lakukan tindakan hukum. Apalagi ketika ada geng motor yang membawa sajam, itu akan diproses pidana," kata dia, Selasa (15/2/2022).
Namun, menurut dia, aktivitas geng motor di Tasikmalaya masih ada meski berbagai upaya pencegahan dan penanganan sudah dilakukan. Aktivitas geng motor juga tak jarang membuat masyarakat resah.
Karena itu, Kapolres meminta masyarakat ikut berperan serta untuk mencegah kemunculan geng motor. Salah satu upaya pencegahan itu dapat dilakukan dari lingkungan keluarga.
Aszhari mencontohkan, orang tua dapat mencegah perilaku geng motor dengan cara tak sembarangan memberikan motor kepada anak. "Kalau anak belum punya SIM diberikan motor, itu juga kan mempengaruhi munculnya geng motor," kata dia.
Selain itu, lingkungan sekitar rumah juga harus ikut mengawasi perilaku anak-anak. Termasuk lingkungan sekolah. "Sekolah juga tidak boleh sembarangan memberikan izin siswa membawa motor apabila belum memuliki SIM. Kalau semua peduli, itu kan sama saja menutup peluang aktivitas geng motor," ujar dia.
Kapolres mengatakan, aparat kepolisian akan tetap melakukan upaya pencegahan dan penindakan. Apabila ada gemmng motor yang meresahkan, masyarakat juga dapat melaporkannya kepada aparat kepolisian.
"Masyarakat juga jangan main hakim sendiri. Serahkan kepada polisi. Saya jamin akan diproses hukum," kata dia.