REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebut, pelaksanaan PPKM level di tingkat makro saat ini masih belum berjalan dengan baik. Hal itu terlihat dari kinerja posko yang konsisten terus menurun ke level sangat rendah.
Dari data Satgas, kinerja posko saat ini hanya di bawah satu juta kegiatan. Padahal pada periode lonjakan kedua, kinerja posko berada pada kisaran empat juta kegiatan. Bahkan, Satgas juga mencatat kinerja posko pernah mencapai titik tertinggi pada September 2021 sebanyak 5,5 juta kegiatan.
“Berkaca dari data ini dapat disimpulkan pelaksanaan PPKM di tingkat makro saat ini belum berjalan dengan baik,” kata Wiku saat konferensi pers, dikutip pada Rabu (16/2/2022).
Wiku pun mengingatkan, peran posko dalam upaya PPKM merupakan garda terdepan pengendalian kasus hingga di tingkat terkecil. Posko juga merupakan modal pengendalian kasus, termasuk pada periode libur panjang.
Oleh karena itu, Wiku meminta pemerintah daerah agar mengaktifkan kembali pembentukan dan kinerja posko di masing-masing daerahnya di tengah kenaikan kasus akibat Covid-19 varian Omicron saat ini. Dalam menekan penularan kasus Covid-19, Wiku juga mendorong upaya dari pemerintah daerah, khususnya provinsi-provinsi di Jawa-Bali sebagai penyumbang kasus nasional.
Satgas mencatat, Provinsi DKI Jakarta saat ini menyumbangkan 28 persen dari total kasus nasional. Angka itu tercatat sudah lebih tinggi dibandingkan jumlah kasus yang disumbangkan di masa lonjakan kedua, yakni sebesar 24 persen.
Sementara di Jawa Barat dan Banten, jumlah kasus mingguan di minggu lalu bahkan sudah melebihi rekor kasus mingguan di periode lonjakan kedua. Oleh karena itu, Satgas mendorong pemerintah daerah agar mengevaluasi kembali penerapan PPKM di wilayahnya.
Baca:
Twitter Aktifkan Mode Otomatis Blokir akun yang Melecehkan
Persiapan Singkat, Bali United Fokus Pemulihan Pemain
Target Kunjungan 40 Juta Wisatawan, Ini yang Dilakukan Pemprov Jabar