Rabu 16 Feb 2022 07:51 WIB

Satgas: Tidak Memberi Ruang Penularan, Kunci Kendalikan Covid-19

Pemerintah masih terus mengupayakan aktivitas masyarakat yang produktif, tapi aman

Rep: dessy suciati saputri/ Red: Hiru Muhammad
Siswa SD MI Sananul Ula Daraman usai mengikuti vaksin Covid-19 ke-2 anak di Kalurahan Srimartani, Bantul, Yogyakarta, Ahad (13/2/2022). Sebanyak 1.500 dosis vaksin Covid-19 Sinovac disiapkan untuk vaksin ke-2 anak dan dewasa oleh Yayasan Indonesia Untuk Semua dan BIN DIY. Pemda DIY kembali menggencarkan vaksinasi Covid-19 dosis ke-2 dan vaksin Covid-19 booster ditengah naiknya kasus Covid-19 varian Omicron.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Siswa SD MI Sananul Ula Daraman usai mengikuti vaksin Covid-19 ke-2 anak di Kalurahan Srimartani, Bantul, Yogyakarta, Ahad (13/2/2022). Sebanyak 1.500 dosis vaksin Covid-19 Sinovac disiapkan untuk vaksin ke-2 anak dan dewasa oleh Yayasan Indonesia Untuk Semua dan BIN DIY. Pemda DIY kembali menggencarkan vaksinasi Covid-19 dosis ke-2 dan vaksin Covid-19 booster ditengah naiknya kasus Covid-19 varian Omicron.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, penyesuaian berbagai upaya pengendalian kasus yang tertuang dalam kebijakan pemerintah dilakukan dengan membaca dan menganalisis dinamika kasus yang terjadi. Saat ini, kata dia, data menunjukan bahwa pemerintah masih harus terus mengupayakan aktivitas masyarakat yang produktif, tapi aman dari Covid-19.

“Untuk saat ini, data menunjukan bahwa kita masih harus terus mengusahakan aktivitas masyarakat yang produktif tapi aman Covid-19,” kata Wiku saat konferensi pers, dikutip pada Rabu (16/2).

Baca Juga

Wiku menekankan, tidak memberi ruang penularan Covid-19 menjadi kunci pengendalian mengingat kasus positif yang masih tinggi dan diikuti kenaikan kematian serta angka BOR rumah sakit. Selain itu, kasus positif di beberapa provinsi juga tercatat sudah menembus rekor gelombang kedua.

Di tengah kenaikan kasus positif saat ini, Satgas juga mencatat mobilitas masyarakat yang masih sangat tinggi, bahkan tertinggi sejak awal pandemi. Karena itu, Wiku pun meminta masyarakat untuk mewaspadai kondisi saat ini.

“Kita perlu untuk waspada karena di tengah kondisi yang demikian, mobilitas masih sangat tinggi, bahkan tertinggi sejak awal pandemi,” ujar dia.

Lebih lanjut, Wiku menyampaikan, kasus positif nasional pada gelombang ketiga ini melonjak tajam lebih cepat dibanding gelombang kedua. Bahkan jumlah kenaikan kasus mingguan di minggu lalu hampir mencapai jumlah saat puncak kedua di masa varian Delta.

Pada minggu lalu, terdapat penambahan kasus positif sebesar 291 ribu. Sementara penambahan kasus tertinggi di puncak kedua sebesar 350 ribu. Peningkatan kasus positif ini juga berdampak pada tren kematian yang saat ini juga sudah mengalami peningkatan. “Kabar baiknya, peningkatan (kematian) di masa lonjakan ketiga ini jauh lebih rendah dibanding di masa lonjakan kedua,” kata Wiku.

Karena itu, Wiku menegaskan, pentingnya menekan penambahan kasus positif yang terjadi untuk melindungi kelompok rentan dari paparan virus.“Mencegah agar tidak tertular adalah cara terbaik untuk menyelamatkan nyawa, terutama orang di sekitar kita yang lanjut usia, menderita komorbid, dan tidak atau belum dapat divaksin,” jelas dia.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement