REPUBLIKA.CO.ID, PATI -- Budi daya ikan nila salin di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, semakin meluas. Sebelumnya ikan nila salin hanya dibudidayakan di satu kecamatan kini berkembang di tiga kecamatan, karena prospeknya yang menggiurkan.
"Sebelumnya, kampung perikanan budi daya nila salin yang terkenal di Desa Tunggulsari, Kecamatan Tayu. Sedangkan saat ini sudah menyebar di Kecamatan Margoyoso dan Dukuhseti," Pelaksana tugas Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Pati Pujo Winarno di Pati, Rabu (16/2/2022).
Menurut dia, nila salin tumbuh menjadi komoditas baru yang dapat menjadi produk unggulan perikanan budi daya selain bandeng dan udang. Bahkan jumlah pembudidaya ikan nila salin dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Pada 2021, jumlah pembudidaya ikan nila salin sebanyak 1.583 orang yang terbagi menjadi 43 kelompok budi daya.
Ia mengungkapkan inovasi kampung budidaya nila salin sangat dimungkinkan untuk diterapkan di daerah-daerah lain di Indonesia yang memiliki daerah air payau. Dengan kondisi Indonesia yang memiliki garis pantai dengan panjang sekitar 95.181 kilometer, sehingga sangat dimungkinkan inovasi kampung budi daya nila salin direplikasi di daerah lainnya.
"Pemerintah Kabupaten Pati membuka peluang besar bagi para investor dalam usaha perikanan budi daya nila salin baik dari pembenihan, pembesaran, pengolahan hingga pemasaran," ujarnya.
Berkat keseriusan Pemkab Pati turut memfasilitasi pengembangan budi daya nila salin tersebut, kini Kabupaten Pati masuk ke dalam nominasi kabupaten/kota terbaik dalam penghargaan pembangunan daerah Provinsi Jateng 2022. Rencananya penilaian tahap II berlangsung pada 15 Februari 2022 dengan melakukan tahap verifikasi lapangan oleh tim penilai.
Pengembangan nila salin yang ada di Kabupaten Pati telah melalui inovasi hingga dibudidayakan di air payau. Dengan berbagai kelebihan diantaranya tahan terhadap kadar garam tinggi, siklus budi daya lebih singkat karena pertumbuhannya cepat, dapat dipanen berbagai ukuran, harga relatif lebih stabil serta lebih resisten terhadap penyakit, tidak berbau lumpur, hingga peluang komoditas ekspor yang menjanjikan.
Pertumbuhan ikan nila salin sendiri tergolong cepat dan harganya juga lebih baik. Cita rasa dagingnya lebih disukai konsumen, sehingga secara ekonomi ikan nila salin sangat menjanjikan.
Baca juga:
Satgas Sebut Kinerja Posko Covid-19 Menurun Drastis
PBB: Polusi Udara Lebih Membunuh Dibandingkan Covid-19
Pemkab Mamuju Sediakan Hadiah Bagi Warga Jalani Vaksinasi Covid-19