REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Asal usul kehidupan menjadi salah satu misteri yang sampai saat ini belum terpecahkan oleh para ilmuwan. Manusia mempelajari hal itu mulai dari penciptaan dunia seperti yang dijelaskan dalam kitab suci hingga keyakinan biomolekul datang ke bumi di belakang asteroid atau komet miliaran tahun yang lalu.
Namun, penelitian baru menunjukkan manusia perlu mempelajari bintang jika ingin menemukan asal-usul kehidupan yang sebenarnya.
Asal usul kehidupan yang sebenarnya bisa muncul di bintang-bintang
Fisikawan Laboratory Astrophysics and Cluster Physics Group Dr Serge Krasnokutski dan timnya menemukan hal baru. Dia mengatakan pembentukan peptida membutuhkan penambahan air pada langkah pertama dan melibatkan penghilangan air untuk melengkapi formasi. Peptida memainkan peranan penting dalam kehidupan. Proses itu akan menciptakan asam amino glisin, kunci dalam perburuan asal usul kehidupan.
Krasnokutski dan timnya ingin melihat apakah mereka dapat membuat ulang peptida di luar angkasa. Namun, bagian dari misteri itu terletak pada kenyataan bahwa ruang angkasa adalah ruang hampa. Ini berarti tidak ada oksigen untuk membantu menciptakan air yang dibutuhkan untuk proses tersebut. Dengan penelitian baru ini, Krasnokutski dan timnya membuktikan konvensi sebelumnya bukanlah satu-satunya cara peptida ini terbentuk.
“Alih-alih mencari temuan bagaimana asam amino terbentuk, kami ingin mengetahui apakah molekul ketene amino dapat bergabung secara langsung dan membentuk peptida. Kami melakukan ini di bawah kondisi yang berlaku di awan molekuler kosmik, yaitu pada partikel debu dalam ruang hampa di mana bahan kimia yang sesuai hadir dalam kelimpahan seperti karbon, amonia dan karbon monoksida,” kata Krasnokutski.
Membuat peptida dalam ruang hampa
Dikutip BGR, Rabu (16/2), peptida memainkan peran penting dalam asal usul kehidupan. Oleh karena itu, mengetahui sebanyak mungkin tentang formasi mereka adalah penting. Untuk mencari tahu asal usul kehidupan di luar angkasa, penelitian bertujuan untuk membuat peptida dalam ruang hampa.
Tim menggunakan substrat sebagai pengganti partikel debu kosmik. Selanjutnya, tim menyatukan partikel dengan karbon, amonia, dan karbon monoksida. Semuanya merupakan komponen yang ditemukan pada debu kosmik. Tim menggabungkan mereka dalam tekanan udara pada satu kuadriliun dari tekanan udara normal dan minus 263 derajat celsius.
Penelitian itu menghasilkan polyglycine yang mirip dengan peptide yang telah ditemukan dan memberikan sedikit informasi penting dalam pencarian asal-usul kehidupan. Tentu saja, itu tidak memberi tahu apakah peptida asli berasal dari luar angkasa. Setidaknya itu memberi alasan untuk mulai mencari di luar bumi terkait asal usul kehidupan yang sebenarnya.