REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pabrik permunian Feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) yang menahun mangkrak ditargetkan akan beroperasi di akhir tahun ini.
Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso sebagai induk holding dari Antam menjelaskan saat ini kendala yang membuat pabrik pemurnian ini mangkrak karena pasokan listrik sudah terselesaikan. Kata Hendi, PLN secara bertahap akan mengaliri listrik ke smleter ini pada tahun ini.
"Persoalan supply listriknya sudah selesai dan akan tersedia tahun ini. Kami bersama PLN sudah sepakat dan ditargetkan pabrik bisa beroperasi di kuartal ke empat tahun ini," ujar Hendi di Komisi VII DPR RI, Rabu (16/2).
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan. PLN menyiapkan kapasitas lebih besar yaitu 111 MW untuk menjamin keandalan pasokan dan mengantisipasi pertumbuhan kebutuhan smelter Antam ke depan.
Rencananya, pasokan listrik ini akan terbagi menjadi dua tahap. Pertama, selama enam bulan ke depan PLN akan memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 51 MW.
Kedua, setelahnya PLN selama 12 bulan akan menyelesaikan pasokan listrik sebesar 60 MW untuk keperluan listrik sepenuhnya smelter feronikel.
"Kapasitas 111 MW ini dedicated untuk mendukung kebutuhan Antam hingga jangka panjang. Silakan jika ke depan Antam membutuhkan tambahan suplai listrik, kami juga sudah siap," ujar Darmawan.
Untuk bisa memenuhi kebutuhan listrik tersebut, PLN akan mendatangkan dua mesin pembangkit listrik tenaga mesin gas (PLTMG) dual fuel system dari wilayah Sumatera Selatan sebesar 51 MW dan Jambi sebesar 60 MW untuk dibawa ke Halmahera Timur sehingga bisa mengoptimalkan pasokan listrik untuk smelter Antam.
"Ada beberapa daerah yang saat ini oversupply secara pasokan sehingga pembangkit tersebut saat ini underutilize. Sehingga ini bisa kita maksimalkan pemanfaatannya untuk smelter feronikel milik Antam di Halmahera Timur," ujar Darmawan.