REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) menyiapkan kuota 1,56 juta orang bagi petani dan penyuluh untuk mengikuti pelatihan adaptasi dan antisipasi perubahan iklim di sektor pertanian. Diharapkan, para petani dan penyuluh dapat memanfaatkan fasilitas tersebut untuk meningkatkan keterampilan.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, dampak perubahan iklim menjadi tantangan yang sangat besar di sektor pertanian. Karena itu, tahun ini Kementan akan memfokuskan pelatihan dalam antisipasi perubahan iklim.
"Salah satu solusi yang bisa diambil adalah menggunakan teknologi Pengelolaan Sumberdaya Iklim dan Air untuk Adaptasi Perubahan Iklim," katanya, Rabu (16/2/2022).
Syahrul menuturkan, pelatihan tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk transfer pengetahuan. Sosialisasi pun akan terus dilakukan oleh BPPSDMP melalui UPT Pelatihan Pertanian terhadap wilayah kerjanya masing-masing terutama untuk mencapai jumlah peserta melalui registrasi online.
Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi, mengatakan, pada pelatihan tahun ini, pihaknya menyasar 68.438 penyuluh pertanian sesuai jumlah penyuluh saat ini. Itu terdiri dari penyuluh pemerintah, penyuluh harian lapangan, penyuluh swadaya hingga swasta. Adapun untuk peserta petani ditargetkan sebanyak 1,5 juta.
Sejauh ini, jumlah penyuluh yang telah mendaftar baru sebanyak 22.921 orang sedangkan petani 856.097 petani sehingga baru sekitar 56 persen dari total target Kementan.
"Jadi mari para penyuluh anda adalah ujung tombak pertanian. Kita harap satu penyuluh bisa mengajak satu atau dua kelompok petani," katanya.
Adapun pembukaan pelatihan akan dilaksanakan pada 23 Februari mendatang. Teknis pelatihan nantinya dilakukan secara virtual dan praktik di lapangan.
"Kita harus antisipasi perubahan iklim oleh karena itu harus ada mitigasi, itu yang harus kami sampaikan," ujar dia.
Sebelumnya, pada tahun lalu Kementan juga melakukan pelatihan serupa dengan fokus pada kesuburan tanah. Dedi menjelaskan, dampak serta keuntungan dari pelatihan tersebut tentunya baru akan terlihat dalam jangka panjang.
Sejauh ini, hasil yang terlihat jelas yakni jangkauan pelatihan yang menyentuh 1,6 juta petani dari target pelatihan tahun lalu 1 juta petani."Tentu dampaknya masih dalam proses. Dan, yang kita lakukan bukan hanya pelatihan sejuta petani dan penyuluh tapi banyak pelatihan lainnya," ujar dia.