Rabu 16 Feb 2022 16:47 WIB

IHSG Ditutup Menguat, Saham Infrastruktur Mendominasi Kenaikan

IHSG berakhir menguat sebesar 0,63 persen ke level 6.850.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Pekerja melintas di depan layar indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta (ilustrasi). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup di zona hijau pada perdagangan Rabu (16/2/2022). IHSG berakhir menguat sebesar 0,63 persen ke level 6.850 setelah konsisten bergerak di area positif sepanjang hari ini.
Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Pekerja melintas di depan layar indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta (ilustrasi). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup di zona hijau pada perdagangan Rabu (16/2/2022). IHSG berakhir menguat sebesar 0,63 persen ke level 6.850 setelah konsisten bergerak di area positif sepanjang hari ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup di zona hijau pada perdagangan Rabu (16/2/2022). IHSG berakhir menguat sebesar 0,63 persen ke level 6.850 setelah konsisten bergerak di area positif sepanjang hari ini. 

Sektor consumer cyclical, infrastructure, property, finance, basic industry, transportation, healthcare bergerak optimistis dan mendominasi kenaikan IHSG kali ini. Investor asing di seluruh pasar membukukan pembelian bersih sebesar Rp 847 miliar. 

Baca Juga

Pelaku pasar saham Asia merespon positif penguatan pasar saham global. "Hal ini tercermin dari pergerakan pasar uang dan pasar saham yang bergerak menguat sejalan dengan turunnya tensi dari geopolitik saat ini," kata Pilarmas Investindo Sekuritas dalam risetnya, Rabu (16/2/2022). 

Dari internal, menurut riset, pelaku pasar mencermati penguatan rupiah yang terjadi selama satu pekan terakhir. Penguatan tersebut dinilai menjadi indikasi kuat dari kekuatan pasar uang dalam negeri guna menghadapi pengetatan moneter dari bank sentral AS the Fed. 

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkapkan, transaksi bilateral menggunakan mata uang lokal atau Local Currency Settlement (LCS) dapat meredam gejolak ekonomi. LCS adalah kerja sama Indonesia dengan sejumlah bank sentral negara lain, yang bertujuan untuk menggunakan mata uang lokal setiap kali berlangsung transaksi perdagangan bilateral dan investasi.

Dengan mengelola mata uang bilateral dapat mendukung pemulihan ekonomi bersama yang lebih kuat. Indonesia saat ini telah melakukan perjanjian kerja sama dengan sejumlah negara seperti Malaysia, China, Jepang, dan Thailand dalam melakukan transaksi mata uang lokal atau LCS.

Sepanjang hari ini Indeks LQ45 bergerak menguat sebesar 0,12 persen. Saham–saham yang mendominasi penguatan diantaranya WSKT yang meningkat 4,92 persen serta PTPP yang naik 4,08 persen. Saham lainnya yang mendominasi kenaikan TBIG, HMSP, dan ERAA. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement