REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Sebuah jet militer Myanmar jatuh pada Rabu (16/2) pagi. Jet tersebut mengalami kegagalan teknis saat terbang di wilayah utara Myanmar.
Jet militer itu terbang dari pangkalan angkatan udara Tada-U di dekat Mandalay. Pesawat tersebut kehilangan kontak sekitar pukul 10:43 pagi dan jatuh di wilayah Sagaing. Tim informasi junta mengatakan, operasi pencarian dan penyelamatan untuk pilot telah dimulai.
"Pilot telah menerbangkan misi pelatihan non-tempur," ujar pernyataan tim informasi junta, dilansir Alarabiya.
Junta Myanmar secara teratur melakukan serangan udara saat memerangi pasukan pertahanan rakyat di beberapa wilayah, termasuk Sagaing. Pasukan pertahanan rakyat yaitu kelompok bersenjata yang melawan pemerintah militer.
Kecelakaan pesawat biasa terjadi di Myanmar. Negara itu memiliki sektor penerbangan yang terbelakang. Musim hujan biasanya menjadi momok bagi penerbangan komersial dan militer.
Pada Juni, sebanyak 12 orang tewas dalam kecelakaan pesawat militer di wilayah tengah Myanmar. Pesawat militer itu membawa seorang biksu senior dan beberapa donor ke sebuah acara keagamaan.
Pada 2017, sebuah pesawat militer jatuh ke Laut Andaman dan menewaskan 122 orang. Ini adalah salah satu kecelakaan penerbangan paling mematikan dalam sejarah Myanmar. Pihak berwenang menyalahkan cuaca buruk sebagai penyebab kecelakaan.
Pada 2015, sebuah pesawat penumpang Air Bagan keluar dari landasan pacu saat hujan deras. Seorang penumpang dan satu orang di darat tewas.