Rabu 16 Feb 2022 17:51 WIB

PBB: Krisis Gizi Parah Ancam Setengah Populasi Anak Somalia  

Ratusan ribu anak Somalia menjaliani perawatan kekurangan gizi

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Nashih Nashrullah
Seorang wanita Somalia menggendong anaknya menunggu perawatan medis di Rumah Sakit Regional Bay di Baidoa, ibu kota Negara Bagian Teluk Somalia. Ratusan ribu anak Somalia menjaliani perawatan kekurangan gizi
Foto: Anadolu Agency
Seorang wanita Somalia menggendong anaknya menunggu perawatan medis di Rumah Sakit Regional Bay di Baidoa, ibu kota Negara Bagian Teluk Somalia. Ratusan ribu anak Somalia menjaliani perawatan kekurangan gizi

REPUBLIKA.CO.ID, MOGADISHU— Badan PBB untuk anak-anak, UNICEF menyebut hampir setengah dari anak-anak balita Somalia terancam kekurangan gizi akut tahun ini. 

Ratusan ribu bahkan tercatat membutuhkan perawatan untuk menyelamatkan jiwa mereka, sehingga badan itu yang menyerukan tindakan segera. 

Baca Juga

“Malnutrisi telah mencapai tingkat krisis,” kata Victor Chinyama, kepala komunikasi untuk operasi Somalia dari badan anak-anak PBB, UNICEF dilansir dari Aljazirah, Selasa (15/2/2022). 

“Waktunya untuk bertindak sekarang. Jika Anda menunggu sampai keadaan menjadi lebih buruk, atau sampai kelaparan diumumkan, mungkin sudah terlambat," tambahnya.  

Ketika wilayah Tanduk Afrika bergulat dengan kekeringan terburuk dalam beberapa dekade, Somalia telah terkena dampak paling parah. PBB mencatat bahwa 4,1 juta orang atau seperempat dari populasi Somalia membutuhkan bantuan pangan yang mendesak. 

Chinyama mengatakan anak-anak membayar harga tertinggi dalam krisis kelaparan, dengan 1,4 juta dari mereka, atau hampir setengah dari semua yang berusia di bawah lima tahun, diperkirakan menderita kekurangan gizi akut pada akhir tahun. 

“Dari jumlah tersebut, 330 ribu akan membutuhkan perawatan untuk kekurangan gizi akut yang parah yang dapat menyebabkan kematian," katanya. 

UNICEF, katanya, sangat membutuhkan Rp 99 miliar pada bulan Maret untuk membeli makanan terapeutik yang dibutuhkan untuk merawat anak-anak itu. 

Tanpa pasokan tambahan, 100 ribu anak dengan malnutrisi akut yang parah akan kehilangan perawatan yang menyelamatkan jiwanya.  

 

Malnutrisi akut yang parah dapat menyebabkan stunting serta membuat anak-anak sangat lemah sehingga mereka menjadi jauh lebih rentan terhadap penyakit. 

Untuk anak yang sangat kekurangan gizi, atau anak yang sangat kurus, risiko mereka meninggal karena penyakit seperti campak atau diare adalah 11 kali lebih tinggi daripada anak yang bergizi baik menurut juru bicara UNICEF Marixie Mercado. 

Angka itu adalah statistik yang sangat memprihatinkan, karena kekeringan juga menyebabkan krisis air yang parah di Somalia, dan pada gilirannya lebih banyak wabah penyakit. 

Sekitar 7.500 kasus campak terdaftar di negara itu pada tahun 2021, atau dua kali lipat beban kasus untuk 2019 dan 2020 jika digabungkan, sementara sekitar 60 ribu orang berisiko tertular penyakit diare, termasuk kolera.   

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement