Rabu 16 Feb 2022 18:02 WIB

Polri Limpahkan Berkas Perkara Edy Mulyadi ke Kejaksaan

Selepas pelimpahan berkas, kepolisian menunggu respons Kejagung soal kelengkapan.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Ratna Puspita
Bareskrim Polri telah melimpahkan berkas perkara hasil penyidikan tersangka Edy Mulyadi (EM) ke Kejaksaan Agung (Kejagung). (Foto: Edy Mulyadi)
Foto: Antara/Adam Bariq
Bareskrim Polri telah melimpahkan berkas perkara hasil penyidikan tersangka Edy Mulyadi (EM) ke Kejaksaan Agung (Kejagung). (Foto: Edy Mulyadi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Bareskrim Polri telah melimpahkan berkas perkara hasil penyidikan tersangka Edy Mulyadi (EM) ke Kejaksaan Agung (Kejagung). Berkas tersebut terkait dengan perkara dugaan ujaran kebencian, dan SARA. 

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Brigadir Jenderal (Brigjen) Ahmad Ramadhan mengatakan, pelimpahan berkas dilakukan pada Senin (14/2/2022). “Berkas perkara terhadap tersangka EM, sudah dikirim tahap satu ke jaksa penuntut umum (JPU) di Kejaksaan Agung,” ujar Ramadhan kepada wartawan di Jakarta, Rabu (16/2). 

Baca Juga

Ramadhan menerangkan, selepas pelimpahan berkas tersebut, tim penyidikan di Direktorat Siber Polri menunggu respons Kejagung soal kelengkapan berkas hasil penyidikan tersebut. 

Polri menetapkan Edy Mulyadi sebagai tersangka, dan langsung melakukan penahanan sejak Senin (31/1/2022) lalu. Status hukum tersebut terkait dengan perkara dugaan ujaran kebencian, dan SARA. 

Kasus tersebut berawal dari komentar terbuka tentang penolakan pemindahan ibu kota negara, dari Jakarta, ke Kalimantan Timur (Kaltim). Dalam video yang tersebar di media sosial dan Youtube, Edy Mulyadi mengucapkan kalimat-kalimat penolakan yang dinilai menghina masyarakat di Kalimantan. 

Edy Mulyadi menyebut wilayah ibu kota baru tersebut sebagai daerah yang tak layak dihuni oleh kalangan manusia dengan menyebut daerah ibu kota baru sebagai tempat ‘jin buang anak’. Atas perbuatan tersebut, tim penyidikan menetapkan Edy Mulyadi sebagai tersangka Pasal 45 ayat 2 juncto Pasal 28 ayat 2 Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) 11/2008, juncto Pasal 14 ayat 1 dan ayat 2, juncto Pasal 15 UU 1/1946 tentang Peraturan Hukum Pidana, juncto Pasal 156 KUH Pidana. 

photo
Gerak cepat polri tuntaskan kasus Edy Mulyadi - (Republika)

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement