Kamis 17 Feb 2022 00:54 WIB

AS Belum Verifikasi Penarikan Pasukan Rusia di Dekat Ukraina

Jika Rusia menyerang akan timbulkan korban jiwa yang sangat besar di pihak Ukraina.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
 Seorang prajurit Ukraina berlari selama latihan dalam Operasi Pasukan Gabungan, di wilayah Donetsk, Ukraina timur, Selasa, 15 Februari 2022. Sementara AS memperingatkan bahwa Rusia dapat menyerang Ukraina kapan saja, hentakan genderang perang tidak terdengar di Moskow, di mana para pakar dan orang biasa sama-sama tidak mengharapkan Presiden Vladimir Putin untuk melancarkan serangan terhadap tetangga bekas Sovietnya.
Foto: AP/Vadim Ghirda
Seorang prajurit Ukraina berlari selama latihan dalam Operasi Pasukan Gabungan, di wilayah Donetsk, Ukraina timur, Selasa, 15 Februari 2022. Sementara AS memperingatkan bahwa Rusia dapat menyerang Ukraina kapan saja, hentakan genderang perang tidak terdengar di Moskow, di mana para pakar dan orang biasa sama-sama tidak mengharapkan Presiden Vladimir Putin untuk melancarkan serangan terhadap tetangga bekas Sovietnya.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Joe Biden pada Selasa (15/2/2022) mengatakan, AS belum memverifikasi bahwa beberapa tentara Rusia meninggalkan distrik militer di dekat Ukraina. Biden kembali menegaskan, Washington siap untuk terlibat dalam diplomasi dengan Rusia. 

"Kami belum memverifikasi unit militer Rusia kembali ke pangkalan mereka. Memang, analis kami menunjukkan bahwa mereka tetap berada dalam posisi yang mengancam,” kata Biden, dikutip Anadolu Agency, Rabu (16/2/2022).

Baca Juga

Biden mengatakan, jika Rusia menyerang Ukraina, maka akan menjadi "perang pilihan" atau "perang tanpa alasan." Biden menambahkan, jika Rusia menyerang maka akan menimbulkan korban jiwa yang sangat besar di pihak Ukraina.

"Jika Rusia menyerang Ukraina, itu akan mendapat kecaman internasional yang luar biasa. Dunia tidak akan lupa jika Rusia memilih kematian dan kehancuran yang tidak perlu. Menyerang Ukraina akan terbukti menjadi luka yang ditimbulkan sendiri," ujar Biden.

Sebelumnya Menteri Pertahanan Rusia mengumumkan, beberapa tentara di distrik militer Rusia yang berdekatan dengan Ukraina kembali ke pangkalan usai menyelesaikan latihan. Tindakan ini dapat mengurangi gesekan yang memanas antara Moskow dan Barat.

Seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, latihan skala besar di seluruh negeri tetap berlanjut. Namun, beberapa unit distrik militer selatan dan barat telah menyelesaikan latihan dan mulai kembali ke pangkalan.

Rekaman video yang diterbitkan oleh Kementerian Pertahanan menunjukkan beberapa tank dan kendaraan lapis baja lainnya dimuat ke gerbong kereta api. Kantor berita Interfax melaporkan, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan, Kyiv akan percaya pada deeskalasi setelah melihat penarikan Rusia.

Rusia mengerahkan lebih dari 100 ribu tentara di dekat perbatasan Ukraina. Rusia menyangkal tuduhan Barat bahwa mereka merencanakan invasi. Namun Moskow mengatakan, merema bisa mengambil tindakan "teknis militer" yang tidak ditentukan kecuali serangkaian tuntutan mereka dipenuhi. Salah satunya melarang Kyiv bergabung dengan aliansi NATO.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement