Kamis 17 Feb 2022 06:43 WIB

676 Siswa dan Guru Kota Bogor Terpapar Covid-19

Pemkot Bogor juga tengah mempercepat pemberian vaksin booster untuk guru.

Rep: shabrina zakaria/ Red: Hiru Muhammad
Dua guru melakukan pembelajaran jarak jauh secara daring kepada siswanya di Laboratorium Komputer SMAN 4, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (9/2/2022). Pemerintah daerah di wilayah aglomerasi Jabodetabek menghentikan proses pembelajaran tatap muka (PTM) setelah ditetapkan sebagai daerah berstatus PPKM level 3 dan pelaksanaan pembelajaran di satuan pendidikan dilakukan melalui pembelajaran daring.
Foto: Antara/Arif Firmansyah
Dua guru melakukan pembelajaran jarak jauh secara daring kepada siswanya di Laboratorium Komputer SMAN 4, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (9/2/2022). Pemerintah daerah di wilayah aglomerasi Jabodetabek menghentikan proses pembelajaran tatap muka (PTM) setelah ditetapkan sebagai daerah berstatus PPKM level 3 dan pelaksanaan pembelajaran di satuan pendidikan dilakukan melalui pembelajaran daring.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR— Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor mencatat jumlah siswa dan guru yang terpapar Covid-19 terus bertambah. Dari klaster sekolah, disebutkan ada 676 siswa dan guru terdeteksi positif Covid-19.

Karena itu, Satgas Covid-19 Kota Bogor memperpanjang penghentian pembelajaran tatap muka (PTM) di seluruh sekolah yang ada di Kota Bogor hingga satu pekan ke depan.

Baca Juga

Kepala Disdik Kota Bogor, Hanafi, mengatakan, dari data yang diterimanya dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, jumlah siswa dan guru yang terpapar Covid-19 kian bertambah. Dari total 676 orang positif Covid-19, sebanyak 441 orang tidak bergejala, 178 bergejala ringan, 36 gejala sedang dan berat dan 21 belum diketahui. “Data ini hasil tracing yang dilakukan Dinas Kesehatan,” kata Hanafi, Rabu (16/2/2022).

Melihat kondisi tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor memperpanjang kebijakan penghentian PTM di Kota Bogor hingga 21 Februari 2022, seperti yang tertuang dalam Surat Keputusan (SK) Ketua Satgas Covid-19 Kota Bogor Nomor : 03/STPC/02/2022. “Jadi, penghentian PTM, bukan Disdik yang menentukan, tapi Satgas Covid-19. Mungkin salah satu pertimbangannya melihat angka positif Covid-19 itu,” tegas Hanafi. 

Sementara itu, Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, menjelaskan keputusan pemberhentian PTM dilakukan lantaran kondisi yang sudah mendesak. Jika PTM tetap berjalan, dikhawatirkan akan menimbulkan klaster keluarga dan perkantoran.

Dia menyebutkan, terdapat kasus pada anak-anak dari sejumlah Kepala Dinas terpapar Covid-19 ketika PTM berlangsung. Hal itu yang dikhawatirkan Bima Arya akan menimbulkan potensi lonjakan kasus Covid-19 di perkantoran. Bahkan mengganggu jalannya roda pemerintahan dan pelayanan publik.“Jadi bukan saja menyelamatkan anak-anak, tapi juga keluarga dan kantor-kantor pemerintahan. Jadi ini langkah yang harus kami ambil,” tegasnya.

Tak hanya menghentikan PTM untuk sementara, Bima Arya mengatakan, Pemkot Bogor juga tengah mempercepat pemberian vaksin booster untuk guru. Pada akhir pekan ini akan dilakukan vaksinasi booster massal bagi para tenaga didik dan tenaga kependidikan.“Belum ada rencana untuk membuka kembali PTM, klaster (sekolah) angkanya sudah 500-an kasus,” katanya.

 

 

 

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement