Kamis 17 Feb 2022 08:16 WIB

Israel Cari Aliansi Blok Regional Baru

PM Israel ingin mencari arsitektur regional baru dengan mitra Arab

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett ingin mencari arsitektur regional baru dengan mitra Arab. Ilustrasi.
Foto: Abir Sultan/Pool Photo via AP
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett ingin mencari arsitektur regional baru dengan mitra Arab. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, MANAMA -- Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengatakan dia sedang mencari arsitektur regional baru dengan mitra-mitra Arab. Dia ingin membangun aliansi untuk melawan musuh-musuh yang disebutnya mengobarkan kekacauan dan teror.

"Kami mencoba membentuk arsitektur regional baru dari negara-negara moderat (untuk) memberikan stabilitas, kemakmuran ekonomi, dan untuk dapat berdiri kuat melawan musuh yang mengobarkan kekacauan dan teror," kata Bennett, Selasa (15/2/2022).

Baca Juga

Menurut Bennet tindakan tersebut akan memberikan stabilitas yang diperlukan oleh kawasan tersebut, meski dia tidak menyinggung langsung negara-negara mana yang berminat dari ide tersebut. Keinginan itu disampaikan dalam kunjungan pertama kali ke ke Bahrain sejak kedua negara menormalkan hubungan pada tahun 2020. Dia melakukan perjalanan satu hari setelah dua tahun dilakukan normalisasi hubungan dengan ditengahi oleh Amerika Serikat (AS) melalui Abraham Accords.

Bennett disambut Putra Mahkota dan Perdana Menteri Bahrain Salman bin Hamad Al-Khalifa. Dia juga bertemu beberapa menteri pemerintah dan membahas perlunya kerja sama ekonomi yang lebih besar.

Menurut Bennett, Bahrain ingin meningkatkan hubungannya dengan Israel. Dia menggembar-gemborkan peningkatan kerja sama dalam perdagangan bilateral dan pariwisata. "Jelas, ada keinginan kuat dari kepemimpinan di Bahrain untuk menjalin hubungan yang signifikan dan multidimensi dengan Israel," kata Bennett.

Seorang pejabat senior diplomatik mengatakan pembicaraan kedua pemimpin negara sebagian besar berfokus pada masalah regional seperti Iran. “Negara-negara moderat di kawasan itu menghadapi tantangan serupa dan ketika ada tetangga yang sulit dalam menghadapi dunia yang berubah dengan cepat, para pemimpin memahami bahwa bersama dengan Israel, jangkar stabilitas telah diciptakan,” kata pejabat itu dikutip dari Times of Israel.

Menurut pejabat tersebut, para pemimpin kawasan sangat terkesan dengan posisi Israel mengenai Iran dan Suriah. "Fakta bahwa pencegahan berarti kemampuan dan kemauan untuk menggunakan kekuatan," katanya.

Bennett tidak secara eksplisit menyebut Iran dalam komentar publiknya. Namun konteksnya jelas karena Bahrain terletak di depan pintu Iran di Teluk Persia. Kedua negara pun sangat prihatin dengan program nuklir Iran dan kegiatan militernya di seluruh kawasan.

Dalam sebuah pernyataan sebelum keberangkatan Bennett pada Selasa (15/2/2022) malam, kantor Bennett mengatakan para pemimpin membahas akan memperluas hubungan strategis dan keamanan untuk mengatasi tantangan regional. Isu yang dibahas termasuk ancaman nuklir, aktivitas teroris, ekstremisme agama, kemiskinan, dan tantangan sosial.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement