Kamis 17 Feb 2022 10:11 WIB

Inggris Gandakan Pasukan dan Kirim Peralatan Militer ke Estonia

NATO menegaskan bahwa invasi ke Ukraina akan mendapat konsekuensi yang berat.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
British Defence Secretary Ben Wallace arrives in Downing Street, London, Tuesday, Feb. 15, 2022 ahead of a meeting of the Government
Foto: AP/Stefan Rousseau/PA
British Defence Secretary Ben Wallace arrives in Downing Street, London, Tuesday, Feb. 15, 2022 ahead of a meeting of the Government

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Inggris akan menggandakan jumlah pasukannya di Estonia sebagai bagian dari penempatan Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Inggris pun bakal mengirim peralatan, termasuk tank dan kendaraan lapis baja, ke negara tersebut.

Langkah Inggris tersebut masih terkait dengan ketegangan yang sedang berlangsung di perbatasan Rusia-Ukraina. “Bersama sekutu NATO kami, kami mengerahkan pasukan serta aset di darat, laut dan udara untuk memperkuat pertahanan Eropa dalam menanggapi penumpukan pasukan militer Rusia di perbatasan Ukraina,” kata Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace dalam sebuah pernyataan, Rabu (16/2/2022).

Baca Juga

Dia pun kembali memperingatkan bahwa Rusia bakal menghadapi tanggapan serius jika berani melancarkan serangan ke Ukraina. “NATO dan sekutu kami telah menegaskan bahwa invasi ke Ukraina akan mendapat konsekuensi yang berat,” ujar Wallace.

Estonia, yang pernah diperintah dari Moskow, telah menjadi anggota NATO sejak 2004, Inggris sudah memimpin kelompok perang NATO di Estonia dengan 900 personel. Kementerian Pertahanan Inggris menolak memberikan angka pasti berapa banyak pasukan tambahan Inggris yang akan dikerahkan ke Estonia.

Sementara itu, Rusia mengklaim bahwa mereka telah menarik sekitar 150 ribu pasukannya dari perbatasan Ukraina. Moskow memang konsisten membantah tudingan NATO, termasuk Amerika Serikat (AS), bahwa mereka memiliki rencana atau intensi menyerang Ukraina.

Kendati demikian, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg membantah klaim Moskow terkait penarikan pasukannya dari perbatasan Ukraina. Dia mengaku belum melihat bukti tentang adanya proses tersebut. "Kami belum melihat penarikan pasukan Rusia. Itu bertentangan dengan pesan upaya diplomatik yang sebenarnya," kata Stoltenberg kepada awak media, dikutip laman BBC.

Menurut dia, Rusia justru melakukan hal sebaliknya, yakni menambah lebih banyak pasukan ke wilayah perbatasan Ukraina. "Kami sedang memantau dan mengikuti apa yang mereka lakukan. Mereka selalu menggerakkan pasukan bolak-balik. Jadi hanya dengan melihat pergerakan pasukan tidak mengkonfirmasi penarikan yang sebenarnya,” ucap Stoltenberg.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement