Kamis 17 Feb 2022 12:18 WIB

Rusia Diduga Tambahkan 7.000 Tentara Dekat Perbatasan Ukraina

AS menyatakan klaim penarikan tentara dari perbatasan adalah klaim yang salah.

Rep: Puti Almas/ Red: Friska Yolandha
 Dalam foto yang diambil dari video yang disediakan oleh Layanan Pers Kementerian Pertahanan Rusia pada hari Selasa, 15 Februari 2022, tank tentara Rusia bersiap untuk kembali ke pangkalan permanen mereka setelah latihan di Rusia. Dalam apa yang bisa menjadi tanda lain bahwa Kremlin ingin menurunkan suhu, Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan Selasa bahwa beberapa unit yang berpartisipasi dalam latihan militer akan mulai kembali ke pangkalan mereka.
Foto: AP/Russian Defense Ministry Press S
Dalam foto yang diambil dari video yang disediakan oleh Layanan Pers Kementerian Pertahanan Rusia pada hari Selasa, 15 Februari 2022, tank tentara Rusia bersiap untuk kembali ke pangkalan permanen mereka setelah latihan di Rusia. Dalam apa yang bisa menjadi tanda lain bahwa Kremlin ingin menurunkan suhu, Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan Selasa bahwa beberapa unit yang berpartisipasi dalam latihan militer akan mulai kembali ke pangkalan mereka.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pemerintah Rusia dilaporkan telah menambahkan hingga sebanyak 7.000 tentara di dekat perbatasan Ukraina. Langkah ini dinilai bertentangan dengan klaim yang disebutkan oleh Presiden Vladimir Putin yang mengatakan pasukan akan ditarik kembali dari wilayah tersebut. 

Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat menuduh bahwa Rusia telah mengumpulkan sekitar 150.000 tentara di wilayah perbatasan timur, utara, dan selatan Ukraina. Sementara, Moskow menegaskan tidak memiliki rencana untuk menyerang dan mengumumkan penarikan beberapa pasukan dan senjata. 

Baca Juga

Sementara penarikan hanya sebagian, pernyataan Rusia telah menurunkan suhu politik setelah berminggu-minggu meningkatnya ketegangan terkait Ukraina. Namun menurut pejabat AS tersebut mengatakan telah terjadi peningkatan yang nyata dalam klaim palsu oleh Rusia, termasuk laporan kuburan tak bertanda warga sipil yang diduga dibunuh oleh Angkatan Bersenjata Ukraina. 

Rusia juga mengatakan bahwa AS dan Ukraina sedang mengembangkan senjata biologi atau kimia, dan klaim Barat menyalurkan gerilya. Namun, belum ada bukti yang mendasari klaim ini.

Sementara itu, seorang pejabat senior pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Rabu (16/2/2022) mengatakan kepada wartawan bahwa AS yakin klaim Rusia yang menyatakan menarik tentara dari perbatasan dengan Ukraina adalah "salah".

"Jadi kemarin, pemerintah Rusia mengatakan sedang menarik tentara dari perbatasan dengan Ukraina. Mereka menerima banyak perhatian atas klaim itu, baik di sini maupun di seluruh dunia. Tapi kami sekarang tahu itu salah," kata pejabat senior AS itu. Namun, pejabat itu tidak memberikan keterangan rinci atau memberikan bukti tentang bagaimana ia bisa mengetahui hal itu.

Pejabat itu, yang enggan disebutkan identitasnya, mengatakan pemerintahan Biden telah mengonfirmasi bahwa "Rusia telah meningkatkan kehadiran tentaranya di sepanjang perbatasan Ukraina sebanyak 7.000 tentara". Pejabat itu juga menyebutkan bahwa banyak dari tentara Rusia tiba baru-baru ini di perbatasan Ukraina pada Rabu.

Kementerian pertahanan Rusia pada Rabu mengatakan bahwa tentaranya mundur setelah latihan di dekat Ukraina dan menerbitkan video yang dikatakan menunjukkan pasukan Rusia meninggalkan semenanjung Krimea. Namun, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan dalam sebuah wawancara di MSNBC pada Rabu bahwa "unit-unit penting" (Rusia) sedang bergerak menuju perbatasan.

sumber : Antara/Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement