Kamis 17 Feb 2022 12:31 WIB

Harga Tempe Tahu Naik, Pemkot Bogor Jalankan Dua Strategi

Pemkot Bogor membuat langkah jangka pendek dan panjang untuk hadapi harga tempe naik

Red: Nur Aini
Melonjaknya harga kedelai membuat para produsen tahu dan tempe menaikan harga. Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat, melakukan dua langkah jangka panjang dan pendek dalam menyikapi harga tempe yang mulai naik sekitar Rp 2.000 untuk kemasan sekitar satu kilogram.
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Melonjaknya harga kedelai membuat para produsen tahu dan tempe menaikan harga. Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat, melakukan dua langkah jangka panjang dan pendek dalam menyikapi harga tempe yang mulai naik sekitar Rp 2.000 untuk kemasan sekitar satu kilogram.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat, melakukan dua langkah jangka panjang dan pendek dalam menyikapi harga tempe yang mulai naik sekitar Rp 2.000 untuk kemasan sekitar satu kilogram.

Wakil Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim di Kota Bogor, Kamis (17/2/2022), mengatakan jangka pendek warga diharapkan beralih sementara dari makanan berbahan dasar kedelai yang tinggi harganya sedang tinggi.

Baca Juga

"Karena informasi yang kami peroleh rata-rata bahan baku tempe tahu merupakan bahan impor yang terkendala jalur distribusi pelabuhan dan kontainer karena terdampak pandemi Covid-19," katanya.

Dedie menyampaikan untuk mencapai jangka pendek itu, pemerintah daerah akan selalu berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan pihak-pihak jalur distribusi agar bahan baku tempe yakni kedelai bisa normal kembali, meskipun butuh waktu.

Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri, Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Dinas Koperasi, UKM, Perdagangan dan Perindustrian Kota Bogor Mohamad Soleh, sebelumnya mengatakan kenaikan memang tidak dapat dihindari sesuai prediksi pemerintah pusat. Hasil pemantauan pihaknya, harga di dua pasar tradisional, yakni Pasar Bogor dan Pasar Kebon Kembang harga tempe ukuran 1 kilogram naik 15 persen dari Rp 13.000 menjadi Rp 15.000, karena harga kedelai impor penyalur Kopti naik dari Rp10.700 menjadi Rp 11.500 per kilogram.

"Seperti saya bilang, beralih dulu ke sumber protein nabati lain dulu," ujar Dedie.

Atas kondisi itu, kata Dedie, sebagai langkah jangka panjang Pemkot Bogor akan menggencarkan budidaya kedelai lokal agar dapat memenuhi kebutuhan warganya. Menurutnya, menggerakkan petani kedelai bukan suatu yang mustahil, tetapi perlu kerja sama berbagai pihak. Waktu untuk bisa memenuhi kebutuhan pasar di Kota Bogor pun tergantung dari pertumbuhan para petani kedelai lokal tersebut.

"Jadi bisa cepat atau lama tergantung bagaimana budidaya kedelai ini digarap serius petani lokal," kata Dedie.

Pantauan di lapangan, harga tempe di Pasar Anyar Kota Bogor masih beragam ditawarkan oleh pedagang. Salah satu pedagang tempe pinggir jalan raya di Pasar Anyar Ahmad mengungkapkan saat ini ia masih menjual tempe ukuran sedang seharga Rp 5.000 karena produsennya masih memiliki stok kedelai harga lama.

"Ya sudah belanjanya di sini aja, nanti 'mah' naik. Di depan sana sudah naik," ujar.

Pedagang lain di pasar yang sama, tetapi di area lain Kusno mengatakan sudah menaikkan harga Rp 1.000 untuk dagangan tempenya. Ukuran sedang yang biasanya Rp 5.000 menjadi Rp 6.000, ada juga ukuran lebih besar Rp 8.000 dan Rp 10.000.

"Harga di pasar pinggir jalan begini, tergantung juga pembeli. Sepertinya harga di produsen masih bisa dijangkau, tidak tahu kalau kedelai naik terus," ujarnya.

Baca:

676 Siswa dan Guru Kota Bogor Terpapar Covid-19

Nama Anggota KPU-Bawaslu Pilihan Partai Beredar

Bus Antarmoda Disediakan di Luar Sirkuit Mandalika Selama MotoGP

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement