Kamis 17 Feb 2022 14:40 WIB

Presidensi G20 Jadi Peluang Indonesia Tunjukkan Pentingnya Pendidikan Pluralisme

Pendidikan lintas agama bisa berimbas jadi pendorong dunia untuk keluar dari krisis.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
Menteri Keuangan Uni Emirat Arab Mohamed Bin Hadi Al Hussaini menghadiri pertemuan tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral atau Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (FMCBG) di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (17/2/2022). Pertemuan yang berlangsung pada 17-18 Februari 2022 itu merupakan rangkaian pertemuan di Jalur Keuangan dalam Presidensi G20 Indonesia yang membawa enam agenda prioritas, yakni exit strategy untuk mendukung pemulihan yang adil, pembahasan scarring effect untuk mengamankan pertumbuhan masa depan, sistem pembayaran di era digital, keuangan berkelanjutan, inklusi keuangan, dan perpajakan internasional.
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Menteri Keuangan Uni Emirat Arab Mohamed Bin Hadi Al Hussaini menghadiri pertemuan tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral atau Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (FMCBG) di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (17/2/2022). Pertemuan yang berlangsung pada 17-18 Februari 2022 itu merupakan rangkaian pertemuan di Jalur Keuangan dalam Presidensi G20 Indonesia yang membawa enam agenda prioritas, yakni exit strategy untuk mendukung pemulihan yang adil, pembahasan scarring effect untuk mengamankan pertumbuhan masa depan, sistem pembayaran di era digital, keuangan berkelanjutan, inklusi keuangan, dan perpajakan internasional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presidensi Indonesia pada G20 menjadi peluang luar biasa untuk menunjukkan pentingnya pendidikan pluralisme. Pendidikan lintas agama itu juga bisa berimbas sebagai pendorong dunia untuk keluar dari krisis akibat pandemi Covid-19.

Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Presiden Forum Lintas Agama G20, Dr Katherine Marshall dalam webinar internasional bertema "Pendidikan Agama dan Lintas Agama untuk Masyarakat Majemuk yang Damai" yang diadakan Institut Leimena bersama The Sanneh Institute, Selasa (15/2/2022) malam. Marshall mengatakan, krisis yang dihadapi masyarakat global saat ini memperlihatkan adanya ketidaksetaraan, lemahnya kualitas pemerintahan, dan konflik antar berbagai kelompok berbeda.

Baca Juga

"Saat ini Indonesia mempunyai kesempatan sebagai ketua dari Forum G20. Forum lintas agama G20 sendiri bertujuan memupuk suara keragaman lintas agama ke dalam diskusi global sehingga presidensi Indonesia ini menjadi sesuatu yang sangat bermakna," kata Marshall dalam keterangan pers Institut Leimena, Kamis (17/2/2022).

Marshall, yang juga senior fellow di Georgetown University Amerika Serikat, mengatakan, bahwa Indonesia bisa memanfaatkan kepemimpinannya di G20 untuk memastikan para pemimpin dunia tidak hanya terfokus pada isu-isu yang "mati". Isu itu semisal yang berkutat pada arsitektur keuangan dan alokasi Special Drawing Rights (SDR) dari Dana Moneter Internasional (IMF). Sebaliknya, pemimpin dunia bisa melihat pelajaran yang muncul dari kedaruratan Covid-19 untuk pendidikan terutama pendidikan keberagaman.

"Saya rasa Indonesia memiliki kesempatan khusus untuk menunjukkan lewat contoh keragamannya sendiri," ujarnya kepada lebih dari 960 peserta webinar dari sekitar 27 negara.

Marshall mengatakan, bagian utama dari krisis pendidikan dunia adalah belajar untuk hidup bersama dalam masyarakat yang semakin beragam etnis dan agama. Forum Lintas Agama G20 adalah sebuah inisiatif penting untuk mendampingi pertemuan G20 agar agama-agama selalu menjadi bagian dari agenda global.

Sebagaimana tema presidensi Indonesia dalam G20 Recover Together, Recover Stronger sehingga pemulihan akibat krisis Covid-19 tidak bisa dilihat dari sisi ekonomi semata, melainkan semua bidang kehidupan. "Kita lihat pandemi membawa sisi terbaik manusia, ada tujuan yang sama. Tapi sering juga membawa bagian terjelek dari sisi manusia dimana kita sering menyalahkan satu sama lain dan meminggirkan satu bagian dari masyarakat kita. Di situlah, umat beragama, kelompok beragama membawa kebaikan dalam situasi ini," ujarnya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement