REPUBLIKA.CO.ID, AMBON - Tokoh-tokoh agama di Provinsi Maluku menyampaikan pesan damai kepada masyarakat untuk mencegah dan meredam konflik sosial yang berkepanjangan. Pesan damai dari tokoh agama Maluku yang diterima di Ambon, Kamis (17/2/2022) ditandatangani oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maluku Abdulah Latuapo, Ketua MPH Sinode Gereja Protestan Maluku Pendeta Elifas Maspaitella, Vikaris Jenderal Keuskupan Amboina Pastor Igo Redo, Ketua Walubi Maluku Wilhelmus Jauwerissa, dan Ketua Parisada Hindu Dharma Maluku I Wayan Sutapa.
Pesan damai yang disampaikan para tokoh agama meliputi empat poin. Pertama, perdamaian yang sudah dibina selama ini harus dijaga sebab hanya dengan berdamai semua bisa berjuang untuk membawa masyarakat Maluku keluar dari keterpurukan serta menjadi masyarakat yang maju, mandiri, dan berkeadaban. Kedua, para tokoh agama berpesan agar dialog antarkelompok, antarnegeri, didahulukan dalam setiap upaya penyelesaian masalah.
"Kami mengimbau semua pimpinan umat beragama di level basis agar bersama-sama dengan pemerintah dan saniri negeri, tokoh-tokoh adat, tokoh perempuan, dan pemuda untuk berdialog atau berkomunikasi di dalam negeri masing-masing atau antarnegeri guna mencapai penyelesaian damai atas masalah apapun yang terjadi di tengah-tengah masyarakat," ujar Abdullah Latuapo.
Ketiga, para tokoh agama meminta masyarakat tidak mudah terpancing oleh isu-isu yang belum jelas kebenarannya. Masyarakat diminta menghindari ujaran kebencian atau ucapan-ucapan yang menyinggung atau menyudutkan pihak tertentu.
"Keempat, teruslah berdoa dan memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar selalu memberikan kekuatan kepada kita semua untuk melewati cobaan ini demi Maluku dan Indonesia yang damai untuk anak cucu kita di masa mendatang," demikian pesan para tokoh agama. Para pimpinan umat juga mendukung upaya pemerintah dalam mencegah, memfasilitasi penyelesaian konflik, serta menangani dampak konflik yang terjadi dalam masyarakat.