Kamis 17 Feb 2022 17:26 WIB

Semen Gresik Fasilitasi 361 Petani Garap Ratusan Hektare Lahan di Rembang

Semen Gresik memberikan fasilitas lahan milik Semen Gresik seluas 119,25 hektare

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
Petani sanggem (pesanggem) melakukan panen tanaman jagung di lahan sekitar pabrik Semen Gresik, di wilayah Desa Tegaldowo, Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, baru- baru ini.
Foto: dok. Semen Gresik
Petani sanggem (pesanggem) melakukan panen tanaman jagung di lahan sekitar pabrik Semen Gresik, di wilayah Desa Tegaldowo, Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, baru- baru ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Unit usaha dari PT Semen Indonesia (Persero)Tbk atau SIG, PT Semen Gresik berkomitmen mendukung pengembangan lingkungan dan ekonomi dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama sekitar operasional perusahaan.

Komitmen tersebut diwujudkan dengan melakukan pemberdayaan kepada 361 petani sanggem di enam desa sekitar operasional pabrik Rembang melalui program Semen Gresik Sahabat Petani (SGSP) yang dimulai sejak November 2021. Dalam program SGSP ini Semen Gresik memberikan fasilitas lahan milik Semen Gresik seluas 119,25 hektare untuk dikelola petani.

Baca Juga

Corporate Secretary SIG Vita Mahreyni mengatakan program Semen Gresik Sahabat Petani membuktikan kehadiran Semen Gresik memberikan banyak manfaat bagi masyarakat di sekitar Pabrik Rembang. "Perusahaan juga melakukan pendampingan, memberi ilmu bagi petani untuk beralih ke pertanian modern agar hasil pertaniannya lebih maksimal," ujar Vita dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (17/2/2022).

Selain lahan garapan bagi petani, ucap Vita, Semen Gresik juga memiliki fasilitas edupark seluas 1,6 hektare yang bisa dimanfaatkan para petani untuk belajar. Kata Vita, edupark ini berkonsep pertanian dan peternakan terpadu.

"Di lokasi ini terdapat aneka hewan ternak, ikan hingga ragam sayuran seperti bayam, kangkung, sawi, selada, kacang panjang, terong hingga sereh yang telah dimanfaatkan baik dikonsumsi sendiri maupun dijual," ucap Vita.

Program SGSP ini disambut baik oleh salah satu petani dari desa Tegaldowo, Sigit Sri Wahyudi. Sigit menilai kendala yang dihadapi para petani adalah persoalan keterbatasan lahan yang dimiliki. Dengan adanya program ini, Sigit merasa sangat terbantu karena mendapat kesempatan bercocok tanam sehingga dapat menambah penghasilan keluarga.

Sigit bersama 194 petani lain dari Desa Tegaldowo, Timbrangan dan Kajar tergabung dalam satu kelompok mengelola lahan di kawasan tambang tanah liat Semen Gresik seluas 36 hektare untuk ditanami jagung, padi dan ketela. Menurut Sigit, selain fasilitas lahan, para petani juga mendapat bantuan bibit tanaman, pendampingan, pelatihan menanam hingga perawatan tanaman.

"Kami bersyukur dengan segala fasilitas yang diberikan perusaahaan. Hasil pertanian kami maksimal, kelompok kami baru saja melakukan panen raya, yang mana setiap petani mampu memperoleh hasil hingga dua ton jagung," kata Sigit.

Penasehat SGSP Achmad Achid dari Desa Timbrangan menyampaikan apresiasinya atas program SGSP dalam upaya meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen petani sanggem. Menurut Achmad, aktivitas bisnis Semen Gresik telah menciptakan dampak ikutan bagi desa-desa sekitar seperti Timbrangan, Kajar, Tegaldowo, Pasucen, Kadiwono dan Ngampel, Kabupaten Blora.

"Dampak positifnya ada. Pengaruhnya langsung dirasakan. Semen Gresik itu membuat ekonomi dan kesejahteraan warga yang mayoritas petani itu meningkat. Indikatornya ada, salah satunya lantai rumah warga banyak yang berubah dari tanah menjadi keramik," ujar Achmad.

Achmad mengatakan sebuah perusahaan disebut peduli jika memiliki tiga program yang menyentuh langsung ke masyarakat, yaitu sosial ekonomi, sosial kemasyarakatan, dan pemberdayaan. Program itu ada semua pada PT Semen Gresik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement