REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Indonesia mencatat total 5.030.002 kasus Covid-19 setelah ada tambahan 63.956 kasus konfirmasi pada Kamis (17/2/2022). Saat ini, kasus aktif sebanyak 469.868 usai bertambah 24.678 dari hari sebelumnya.
Kasus aktif adalah jumlah orang yang positif Covid-19 dan masih menjalani isolasi atau perawatan di rumah sakit. Sementara itu, Satgas Covid-19 mencatat jumlah spesimen yang diperiksa sebanyak 572.855.
Dari jumlah kasus positif itu, sebanyak 4.414.306 di antaranya telah pulih. Pasien yang telah dinyatakan sembuh dari infeksi virus corona bertambah 39.072 dari hari sebelumnya.
Sementara, lonjakan juga terjadi pada kasus kematian Covid-19 yang bertambah 206 dalam 24 jam terakhir kemarin. Kini, total kasus kematian Covid-19 mencapai 145.622.
Ketua Divisi Infeksi di RSUP Persahabatan dr. Fathiyah Isbaniah, SpP(K) menilai saat ini Indonesia belum memasuki puncak kasus gelombang ketiga. Karena itu, masyarakat diminta untuk harus tetap selalu waspada.
"Kalau dibilang gelombang tiga sudah dilewati, belum ya. Untuk katakan sudah melewati itu menurut saya tidak benar. Kita perlu data epidemiologik baru bisa katakan hal itu," kata dia dikutip Kamis (17/2/2022).
"Dikatakan ringan atau baik-baik saja itu juga belum bisa. Kalau terus meningkat sistem kesehatan juga bisa kolaps. Kalau angka terus meningkat angka kematian juga terus meningkat," sambung Fathiyah.
Meski telah mendapatkan vaksinasi, Fathiyah juga meminta agar masyarakat tetap menjaga mobilitasnya karena imunitas tiap orang berbeda. "Kita tidak tahu imunitas seseorang itu bagaimana. Walaupun sudah divaksin, kita tidak tahu sebetulnya derajat imunitas kita atau kekebalan tubuh kita terhadap virus tersebut," ujarnya.
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) dr. Siti Nadia Tarmizi, M. Epid mengatakan, saat ini kasus konfirmasi positif Covid-19 lebih didominasi oleh kasus-kasus di Jawa dan Bali. Masyarakat diharapkan tetap tenang karena pemerintah sudah lebih siap menghadapi fase peningkatan gelombang varian omicron mengingat pembelajaran di gelombang Delta pada Juli-Agustus 2021.
“Kami memprediksi bahwa peningkatan kasus di pulau Jawa, di luar Jawa, dan Bali akan mulai terjadi dalam beberapa minggu ke depan melihat pola dari pembelajaran selama gelombang Delta sebelumnya,” kata dr. Nadia.