Kamis 17 Feb 2022 18:31 WIB

Tanda-Tanda Seseorang Mengalami Krisis Paruh Baya

Usia paruh baya dimulai pada usia 44 tahun dan berakhir pada usia 60 tahun.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Tanda-tanda seseorang mengalami krisis paruh baya. (ilustrasi)
Foto: www.freepik.com.
Tanda-tanda seseorang mengalami krisis paruh baya. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kurang dari seperlima orang Amerika mengatakan bahwa mereka mengalami midlife crisis atau krisis paruh baya. Istilah ini mengacu pada individu paruh baya yang mulai mengevaluasi segala pencapain, tujuan, dan impian yang mereka harapkan pada masa lalu.

Sebelum menjelaskan lebih jauh, Assistant Professor of Aging Studies di University of South Florida, Soomi Lee, mengatakan bahwa fase paruh baya dimulai pada waktu yang berbeda bagi setiap orang. Misalnya, pada era 1990-an, orang umumnya setuju bahwa paruh baya dimulai pada usia 35 tahun. Namun seiring harapan hidup meningkat dan kemajuan medis, orang Amerika pada masa kini mungkin setuju bahwa paruh baya dimulai pada usia 44 tahun dan berakhir pada usia 60.

Baca Juga

Di luar masalah batasan usia, fase paruh baya biasanya menempatkan individu pada peran sosial yang majemuk. Rata-rata orang dewasa Amerika Serikat (AS) di usia paruh baya memiliki empat peran kunci yaitu sebagai pekerja atau ibu rumah tangga; menikah atau bercerai; menjadi orang tua; dan anak tertua. 

Memiliki banyak peran memberi lebih banyak peluang untuk membangun sumber daya seperti pendapatan, hubungan, dan kesuksesan. Namun di sisi lain mereka juga harus pandai membagi waktu dan energi.

Faktor risiko penyakit pada kemudian hari juga muncul di usia paruh baya. Metabolisme yang lebih lambat, penambahan berat badan dan perubahan hormonal sering terjadi. Juga, wanita mengalami menopause, yang melibatkan hot flashes dan naik turunnya emosi. Pria di usia paruh baya pun lebih mungkin untuk mengembangkan gangguan tidur sleep apnea.

“Semua faktor ini terkait erat dengan tidur, jadi tidak mengherankan jika orang dewasa paruh baya kualitas tidurnya rentan. Tidur kurang dari enam jam semalam, kualitas tidur yang buruk, dan masalah tidur lainnya sering terjadi di fase ini,” kata Soomi Lee seperti dilansir di Men’s Health, Kamis (17/2/2022).

Perubahan fisik terkait usia bukanlah satu-satunya ancaman terhadap aktivitas tidur. Perjuangan seorang paruh baya untuk menyulap beberapa peran yang sering tidak sesuai sehingga menyebabkan stres. 

Stres memiliki konsekuensi negatif pada tidur seperti insomnia kronis. Yang lebih buruk yaitu stres dapat terjadi akibat kurang tidur. Jadi kurang tidur atau stres dapat menciptakan lingkaran setan dan masalah kesehatan yang berlarut-larut.

Sayangnya, pada fase paruh baya, tingkat kebahagiaan juga lebih rendah dibandingkan fase sebelumnya. Studi membuktikan bahwa lebih sedikit orang yang bahagia selama paruh baya dibandingkan dengan kelompok yang lebih tua dan lebih muda. 

Namun penting untuk dicatat bahwa paruh baya juga melibatkan pertumbuhan, termasuk puncak produktivitas kerja, pengambilan keputusan keuangan yang lebih baik, dan kebijaksanaan yang lebih besar.

Meskipun para peneliti telah mampu mengidentifikasi pola keseluruhan dari penurunan kualitas tidur, peningkatan stres, dan kebahagiaan yang lebih rendah di usia paruh baya, pengalaman setiap orang beda-beda. Bagi sebagian orang, mungkin ada lebih banyak pertumbuhan daripada penurunan, atau keseimbangan keduanya.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan pribadi terkait dengan kesejahteraan selama paruh baya. Untuk saat ini, sudah jelas bahwa paruh baya adalah waktu penting yang menentukan lintasan penuaan. Itulah mengapa perawatan diri selama paruh baya sangat penting. 

Sulit untuk terlalu menekankan nilai cukup tidur dan mengelola stres. Melakukan hal-hal ini dapat membantu individu mengubah "krisis paruh baya" menjadi "potensi paruh baya".

Psikolog klinis utama senior di Better Life, dr Adaline Ng, mengatakan krisis paruh baya terjadi ketika seseorang merasa bahwa kehidupan yang dijalani tidak selaras dengan inti identitas mereka. Hal ini mengarah pada perasaan khawatir tentang membuat tanda pribadi di dunia. Perasaan krisis memburuk dengan persepsi bahwa waktu mereka terbatas untuk bisa sampai ke sana.

Mungkin Anda pernah bertemu dengan seorang wanita paruh baya yang secara ekstrem mengubah penampilan atau gayanya. Atau Anda mungkin mengenal tetangga yang telah memutuskan untuk membuat perubahan besar dalam hidup dan mendedikasikan hidupnya untuk bepergian atau kegiatan sosial. Ini bisa menjadi tanda bagaimana krisis paruh baya muncul dengan sendirinya pada wanita.

Dilansir di laman CNA Lifestyle, psikolog sekaligus pendiri Clarity Counselling, Jolene Hwee, menjelaskan sebagian tanda seseorang sedang mengalami krisis paruh baya. Apa saja itu?  

-Merasa tidak terpenuhi dalam hidup;

-Perasaan nostalgia yang intens;

-Perasaan kosong yang terus-menerus dan perasaan umum tentang perasaan tidak berarti;

-Perubahan dramatis dalam perilaku dan penampilan;

-Perasaan penyesalan yang mendalam;

-Perbandingan konstan diri sendiri dengan orang lain yang tampak lebih puas atau puas.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement