Pemkab Sleman Terus Berupaya Kendalikan Laju Penularan Covid-19
Red: Muhammad Fakhruddin
Pemkab Sleman Terus Berupaya Kendalikan Laju Penularan Covid-19 (ilustrasi). | Foto: www.freepik.com
REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta terus berupaya mengendalikan laju penularan COVID-19 di wilayah itu, setelah dalam beberapa hari terakhir angka kasus konfirmasi positif COVID-19 menunjukkan peningkatan signifikan.
"Kami terus berupaya mengendalikan laju penularan COVID-19 agar tidak muncul klaster-klaster penularan, baik di lingkungan sekolah, perkantoran dan dusun," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Cahya Purnama di Sleman, Kamis (17/2/2022).
Kasus harian konfirmasi positif COVID-19 di Sleman dalam beberapa hari ini tercatat cukup tinggi, yakni di atas angka 500 kasus per hari. Pada hari ini tercatat kasus konfirmasi positif COVID-19 bertambah 567 kasus, pasien sembuh 12 orang dan tidak ada kasus pasien meninggal dunia.
Sementara pada Rabu (16/2) kasus konfirmasi bertambah 541 orang, sembuh 95 orang dan meninggal dunia empat orang. Sedangkan pada Selasa (15/2) kasus konfirmasi positif COVID-19 bertambah 538 dengan pasien dinyatakan sembuh 139 orang.
Cahya mengatakan upaya pengendalian laju penularan COVID-19, di antaranya dilakukan dengan akselarasi vaksin, baik vaksin primer dosis pertama dan kedua maupun booster. "Capaian vaksinasi primer di Sleman saat ini sebenarnya sudah cukup tinggi, yakni 98,3 persen untuk dosis satu dan dosis kedua 90,7 persen. Sedangkan untuk vaksin booster baru mencapai 9,5 persen," katanya.
Menurut dia, pihaknya akan segera memulai vaksinasi booster untuk masyarakat luas. "Saat ini vaksin booster masih untuk warga lanjut usia (lansia) dan kelompok rentan atau warga dengan komorbit. Setelah itu PNS dan beberapa perguruan tinggi. Nanti secara paralel akan kami akselerasi lagi setelah selesai vaksinasi anak pada bulan ini. Sekarang masih fokus vaksinsi anak," katanya.
Ia mengatakan untuk tingkat fatalitas COVID-19 varian omicron tidak separah varian Delta. Sehingga, bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit terbilang masih cukup rendah, yakni di angka 25 persen. "Meski demikian, tetap harus diwaspadai, COVID-19 bukan seperti flu biasa. Apalagi, masih ada beberapa persen warga di Sleman yang belum divaksin. Kalau kita abai, kasus ini akan meningkat terus dan pasien masuk rumah sakit juga akan banyak," katanya.