REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menjelang akhir tahun 2021 dan awal 2022, ada kenaikan berbagai harga kebutuhan pokok, mulai dari minyak, cabai, telor, hingga tabung gas. Sementara itu, gaji atau penghasilan tidak ikut-ikutan naik.
Konsultan OneShildt Financial Planning Aziza Fitriani menjelaskan strategi agar keuangan tidak terguncang saat ada kenaikan berbagai harga kebutuhan pokok sangat mudah. “Tetap membeli sesuai dengan kebutuhan, memiliki dana darurat, mencatat semua pengeluaran dan pemasukan, lakukan review secara berkala,” kata Aziza kepada Republika, beberapa waktu lalu.
Apa saja yang harus dihemat jika penghasilan tak mengalami kenaikan? Aziza mengatakan ada dua cara yang bisa dilakukan seseorang. Pertama dari sisi pengeluaran perlu dicatat kembali, kemudian review setiap bulan untuk melihat lagi apakah ada pengeluaran yang sifatnya konsumtif.
“Anda dapat menekan pengeluaran-pengeluaran yang sifatnya hanya untuk memenuhi gaya hidup semata,” ujar dia.
Kedua dari sisi pemasukan, saat ini ada berbagai macam cara untuk mendapatkan penghasilan tambahan. “Misalnya saja dengan menjual makanan dan minuman, atau menjadi reseller, ini bisa saja menambah penghasilan Anda,” kata dia.
Aziza mengatakan mengatur pengeluaran dapat dilakukan dengan memastikan apa tujuan keuangan, mencatat semua pengeluaran pemasukan, melakukan review, hingga mencari penghasilan tambahan. Dia menekankan bahwa dana darurat atau tabungan adalah hal penting.
Karena semua serba digital dan dapat melakukan semua transaksi jual beli melalui daring, Aziza mengatakan kondisi ini bisa menjadi tantangan tersendiri bagi seseorang. “Tentu hal ini bisa berdampak positif maupun negatif,” ujar dia.
Sisi positifnya adalah semua serba mudah dilakukan melalui digital, sementara negatifnya adalah hati-hati tergoda dengan tawaran belanja daring. Terkadang “tawaran-tawaran” yang datang begitu menggiurkan, sehingga kita bisa menjadi impulsif.
“Cek kembali tujuan keuangan kita dan fokus bagaimana mencapainya,” kata Aziza.