Jumat 18 Feb 2022 08:22 WIB

Suku Bunga Fed Harus Naik Lebih Cepat dari Setelah Resesi Hebat

Laju kenaikan suku bunga akan didasarkan pada inflasi.

Aktivitas di New York Stock Exchange, Kamis (17/2/2022).
Foto: edge.(Allie Joseph/New York Stock Exchange vi
Aktivitas di New York Stock Exchange, Kamis (17/2/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Federal Reserve perlu bergerak lebih agresif untuk menghapus akomodasi daripada setelah Resesi Hebat (Great Recession). Presiden Cleveland Federal Reserve Bank, Loretta Mester, pada Kamis (17/2/2022) mengatakan salah satu caranya adalah dengan menaikkan suku bunga lebih cepat dan menyusutkan neraca lebih cepat. 

"Kecuali ada perubahan material dalam perekonomian, saya mengantisipasi bahwa akan tepat untuk menaikkan suku bunga dana lebih cepat kali ini dan mulai mengurangi ukuran neraca segera dan lebih cepat daripada terakhir kali," kata Mester dalam sambutan yang disiapkan untuk acara virtual yang diselenggarakan oleh New York University Stern Center for Global Economy and Business.

Baca Juga

Pembuat kebijakan diperkirakan mulai menaikkan suku bunga dari level mendekati nol ketika mereka bertemu bulan depan dan mulai mengurangi portofolio Fed hampir 9 triliun dolar AS segera setelahnya. Para pejabat memperdebatkan seberapa cepat menaikkan suku bunga untuk memerangi inflasi tertinggi yang terlihat dalam beberapa dekade.

Presiden St Louis Federal Reserve Bank, Jim Bullard menyerukan The Fed untuk menaikkan suku dengan persentase poin penuh pada Juli, sementara yang lain mendukung kenaikan yang lebih kecil untuk memulai. Mester mengatakan laju kenaikan suku bunga akan didasarkan pada inflasi.

Dia juga mengatakan mendukung penjualan beberapa kepemilikan hipotek Fed di beberapa titik untuk mempercepat perpindahan ke portofolio yang berinvestasi terutama di sekuritas obligasi pemerintah.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement