Jumat 18 Feb 2022 14:01 WIB

Jangan Ragu untuk Testing Jika Mengalami Kontak Erat

Jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit ada 36 persen dari total tempat tidur

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Gita Amanda
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron.  Pada Kamis (17/2/2022) lalu, jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit ada di posisi 36 persen dari total tempat tidur perawatan dan isolasi Covid-19 yang disediakan.
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron. Pada Kamis (17/2/2022) lalu, jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit ada di posisi 36 persen dari total tempat tidur perawatan dan isolasi Covid-19 yang disediakan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Vaksinasi Covid-19, Kemenkes RI, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, langkah-langkah penanganan Covid-19 yang dilakukan dalam beberapa minggu terakhir menunjukkan hasil yang cukup baik. Pada Kamis (17/2/2022) lalu, jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit ada di posisi 36 persen dari total tempat tidur perawatan dan isolasi Covid-19 yang disediakan.

Menurut Nadia, angka ini masih sangat memadai untuk perawatan pasien Covid-19 dan tidak terlalu membebani pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan yang dimiliki saat ini. Data lain juga menunjukkan beberapa provinsi yang sebelumnya sudah melampaui kasus harian pada puncak Delta, kini mencatatkan penurunan jumlah kasus harian.

Baca Juga

Nadia melanjutkan, kasus konfirmasi harian di DKI Jakarta yang sempat melampaui kasus gelombang Delta 2021 lalu, kini berangsur-angsur turun. Pada Ahad (6/2/2022), kasus harian DKI Jakarta sempat di posisi 15.825 namun berangsur turun menjadi 9.482 pada Selasa (15/2/2022).

Tidak hanya di DKI Jakarta, Bali dan Banten yang juga sempat mencatat kasus harian melebihi puncak Delta berangsur turun hingga Selasa (15/2/2022). Pada Rabu (9/2/2022) Provinsi Bali mencatat kasus harian di posisi 2.556 dan berangsur turun pada Selasa (15/2/2022) menjadi 1.646. Kemudian Banten yang pada Sabtu (12/2/2022) berada di posisi 7.283 tercatat menurun di Selasa (15/2/2022) pada posisi 6.500.

“Pemerintah terus memantau data-data dan melakukan evaluasi kinerja di lapangan agar upaya mengendalikan Covid-19 sesuai dengan harapan kita. Angka-angka di minggu ini memberikan optimisme, bahwa apa yang sudah dilakukan sejauh ini menunjukkan hasil baik, tapi tentu usaha dan hasil ini tetap perlu dipertahankan kedepannya,” ujar Nadia Jumat (18/2/2022).

Beberapa upaya pencegahan untuk mengendalikan Covid-19 adalah penguatan testing, tracing, dan treatment. Hingga Rabu (16/2/2022) jumlah spesimen yang diuji secara nasional cukup tinggi, mencapai 566.050.

“Aktivitas testing dan tracing kontak erat ini sangat penting dalam mencegah penyebaran. Kami meminta masyarakat untuk tidak takut melakukan testing apalagi yang memiliki riwayat kontak erat dengan pasien Covid-19. Tidak perlu takut untuk karantina atau isolasi mandiri (isoman) karena Kemenkes menyediakan layanan telemedisin maupun konsultasi dengan nakes di Puskesmas untuk memantau perkembangan kesehatan masyarakat,” jelas Nadia.

Kemudian selain mengendalikan angka Bed Occupancy Ratio (BOR) secara nasional agar tidak sampai melebihi 60 persen, pemerintah juga berupaya untuk menjaga ketersediaan pelayanan kesehatan. Pemerintah terus menjalankan strategi hanya pasien bergejala sedang hingga kritis saja yang boleh dirawat di rumah sakit.

Dengan begitu pasien OTG atau yang bergejala ringan diimbau untuk isolasi mandiri di rumah atau isolasi terpusat di tempat-tempat yang disediakan pemerintah. Ini mengurangi beban pelayanan kesehatan maupun nakes yang bertugas di rumah sakit.

“Kebutuhan tenaga kesehatan (nakes) untuk menghadapi kondisi terburuk juga tengah dipersiapkan. Kekurangan nakes masih dapat diatasi melalui pengaturan SDM sehingga tidak berdampak pada pelayanan kesehatan,” kata dr Nadia.

Secara internal rumah sakit dapat melakukan pengaturan jadwal shift bagi nakes yang bertugas di perawatan Covid-19. Lalu rumah sakit juga bisa memobilisasi nakes dari unit lain untuk membantu pelayanan di perawatan Covid-19.

“Dilakukan juga penyediaan transportasi antar jemput dan akomodasi untuk staf, mengurangi atau menunda layanan non emergensi, serta meningkatkan layanan telemedisin,” jelas Nadia.

Tenaga kesehatan maupun dokter yang sedang melaksanakan isolasi mandiri karena OTG, akan bisa diperbantukan untuk menjalankan konsultasi telemedisin pada pasien Covid-19 yang menjalankan isoman.

Selanjutnya, strategi eksternal rumah sakit, dilakukan dengan mobilisasi relawan (koas, PPDS), koordinasi dengan organisasi profesi dalam penyediaan tenaga cadangan untuk membantu, memobilisasi tenaga kesehatan RS dari wilayah kasus Covid-19 rendah ke tinggi. Kemudian, memobilisasi mahasiswa akhir di institusi pendidikan kesehatan terutama membantu dalam administrasi, memobilisasi tenaga kesehatan yang bertugas di non faskes atau administrasi kesehatan untuk membantu merawat pasien Covid-19 dengan dipayungi oleh regulasi izin praktek.

Masyarakat dalam masa isoman maupun isoter juga diberikan layanan konsultasi kesehatan secara gratis baik melalui platform telemedisin maupun dari petugas kesehatan yang ada di Puskesmas. Kemenkes juga menyediakan paket obat dan multivitamin bagi pasien isoman dan isoter secara gratis agar segera pulih.

“Kami mengimbau agar masyarakat berkolaborasi dalam upaya pencegahan seperti kooperatif untuk melakukan testing dan tracing, serta memperkuat protokol kesehatan untuk menjaga diri dari tertular Covid-19. Lengkapi vaksinasi dan lakukan vaksinasi booster apabila sudah saatnya menerima booster,” ujar  Nadia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement