Jumat 18 Feb 2022 14:25 WIB

Rusia tidak Hadir dalam Konferensi Keamanan Munich

Rusia untuk pertama kalinya tidak akan mengirim delegasi Konferensi Keamanan Munich

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Citra satelit yang disediakan perusahaan teknologi Maxar Technologies menunjukkan kendaraan lapis baja dan artileri berbaris di Yelnya, Rusia, 300 kilometer dari perbatasan Ukraina.
Foto: Satellite image ©2022 Maxar Technologies via
Citra satelit yang disediakan perusahaan teknologi Maxar Technologies menunjukkan kendaraan lapis baja dan artileri berbaris di Yelnya, Rusia, 300 kilometer dari perbatasan Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, MUNICH -- Sejumlah pemimpin dunia akan menghadiri Konferensi Keamanan Munich pada akhir pekan ini. Konferensi tahunan ini digelar di tengah memanasnya krisis Rusia, Ukraina, dan Barat.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris, dan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg akan hadir dalam konferensi yang digelar selama tiga hari, atau dikenal sebagai "Davos untuk Pertahanan". Konferensi dimulai pada Jumat (18/2/2022) di hotel mewah Bayerischer Hof, Munich.

Baca Juga

Kremlin mengatakan, Rusia untuk pertama kalinya tidak akan mengirim delegasi untuk menghadiri konferensi tersebut. Hal ini semakin mempertegas bahwa hubungan Timur-Barat telah memburuk.

Sebelumnya, pada puncak revolusi Ukraina sebelum pencaplokan Krimea oleh Rusia, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov hadir dalam konferensi keamanan tersebut.  Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova mengatakan, forum itu menjadi semakin bias terhadap Barat.

"(Forum itu) kehilangan inklusivitas, objektivitasnya," ujar Zakharova.

Seorang rekan senior di Belfer Center Harvard Kennedy School, Daniela Schwarzer, mengatakan, Rusia memiliki minat yang terbatas dalam dialog. Khususnya percakapan terbuka tentang keamanan di Eropa.

"Konferensi ini merupakan kesempatan bagi politik Barat untuk menunjukkan persatuan vis-a-vis Rusia dan rezim otoriter secara lebih umum," kata Schwarzer, yang ikut hadir dalam konferensi tersebut.

Schwarzer mencatat bahwa, konferensi tersebut akan menjadi pertemuan fisik pertama komunitas keamanan internasional dan kebijakan luar negeri dalam dua tahun. Menurutnya, pertemuan tatap muka adalah kunci untuk membangun kepercayaan.

Presiden AS Joe Biden pada Kamis (17/2/2022) mengatakan, ada indikasi bahwa Rusia berencana untuk menyerang Ukraina dalam beberapa hari ke depan. Biden menuding Rusia sedang mempersiapkan dalih untuk membenarkan invasi, setelah pasukan Ukraina dan pemberontak pro-Moskow saling tembak di Ukraina timur.  Sementara Kremlin menuduh pernyataan AS telah memicu ketegangan.

Krisis Rusia-Ukraina bukan satu-satunya isu yang akan diangkat dalam konferensi itu. Diskusi roundtables pada Sabtu (19/2/2022) akan membahas situasi keamanan yang rapuh di Sahel dan kebangkitan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015 atau JCPOA.

Masalah di Sahel dan nuklir Iran telah menjadi sorotan. Prancis telah menarik pasukan militer dari Mali setelah hampir satu dekade memerangi gerilyawan ISIS Islam. Sementara laporan tentang kesepakatan baru AS-Iran terkait JCPOA mulai terbentuk.  Ketua Konferensi Keamanan Munich, Wolfgang Ischinger mengatakan, banyak krisis di dunia ini yang tumpang tindih.

Konferensi pada Jumat dibuka pada pukul 12.30 waktu setempat dengan pidato oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. Dilanjutkan dengan pidato Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock, dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken. Selama akhir pekan juga akan ada panel profil tinggi tentang cryptocurrency, perubahan iklim, dan pandemi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement