Jumat 18 Feb 2022 15:24 WIB

Qatar Khawatir Dana Beku Afghanistan Jatuh ke Tangan Teroris

Pelepasan dana ke Taliban dapat mengakibatkan uang itu berakhir di tangan teroris

Rep: Mabruroh/ Red: Esthi Maharani
Pejuang Taliban, ilustrasi
Pejuang Taliban, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA — Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, khawatir bahwa pelepasan dana ke Taliban dapat mengakibatkan uang itu berakhir di tangan kelompok teroris di Afghanistan.

“Kami masih belum bisa memastikan bahwa jika dana (internasional) disalurkan ke Taliban di Afghanistan, dana itu tidak akan jatuh ke tangan teroris,” ujar Sheikh Mohammed dilansir dari The National News, Jumat (18/2).

“Mengenai Taliban, kami ingin aset keuangan yang dibekukan itu diberikan kepada rakyat Afghanistan,” katanya.

Afghanistan berada dalam situasi kemanusiaan yang mengkhawatirkan ditambah dengan krisis keuangan yang memburuk, sejak Taliban merebut kekuasaan pertengahan Agustus 2021 lalu. Pemerintah Taliban telah berusaha untuk mendapatkan pengakuan internasional, berulang kali meminta mencairkan miliaran dolar aset Afghanistan di luar negeri, serta mencabut sanksi.

Tetapi banyak negara masih belum mengakui pemerintahan baru Afghanistan tersebut. Terutama mengingat kekhawatiran yang meluas atas perlakuan Taliban terhadap perempuan dan minoritas.

“Kami bekerja sama dengan Eropa dan AS. Kami tidak ingin rakyat Afghanistan menderita hanya karena Taliban tidak disukai secara internasional,” ujar Sheikh Mohammed.

Kepala urusan luar negeri Taliban, Amir Khan Muttaqi baru-baru ini berada di Doha dalam upaya meyakinkan pemerintah untuk membuka bantuan kemanusiaan. Pejabat Taliban juga bertemu dengan perwakilan kelompok bantuan di Jenewa pekan lalu dalam upaya untuk mendapatkan bantuan.

PBB mengatakan, bahwa setengah dari 38 juta orang Afghanistan menghadapi kekurangan makanan.

Presiden AS Joe Biden baru-baru ini mengatakan akan membebaskan 3,5 miliar dolar AS dari aset Afghanistan, untuk keluarga korban 9/11 dan untuk bantuan kemanusiaan warga Afghanistan.

Dana tersebut akan dimasukkan ke dalam dana perwalian yang dikelola oleh PBB untuk memberikan bantuan kepada rakyat Afghanistan, melewati Taliban.

Taliban menyatakan, bahwa langkah itu tidak dapat dibenarkan dan berharap Presiden AS dapat mempertimbangkan kembali kebijakannya. Menurut Taliban serangan 9 September 2001 tidak ada hubungannya dengan Afghanistan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement