Sabtu 19 Feb 2022 01:33 WIB

Pengrajin Tahun di Bogor Sepakat Mogok Massal Pekan Depan

Pengrajin tahu di Bogor mogok massal karena harga kedelai terus melonjak

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Nur Aini
Pengrajin tahu dan tempe, ilustrasi. Pengrajin tahu di Bogor menyetujui aksi mogok produksi tahu massal pada Senin (21/2/2022) hingga Rabu (23/2/2022) mendatang.
Foto: Republika/M Fauzi Ridwan
Pengrajin tahu dan tempe, ilustrasi. Pengrajin tahu di Bogor menyetujui aksi mogok produksi tahu massal pada Senin (21/2/2022) hingga Rabu (23/2/2022) mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Pengrajin tahu di Bogor menyetujui aksi mogok produksi tahu massal pada Senin (21/2/2022) hingga Rabu (23/2/2022) mendatang. Aksi mogok itu dilakukan seiring dengan harga kacang kedelai sebagai bahan baku tahu yang terus melonjak hingga Rp 11.600 per kilogram.

Pemilik Pabrik Tahu Laksana Mandiri di Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Mulyana (60 tahun), mendukung pemogokkan massal itu. Menurutnya aksi ini merupakan bentuk usaha dari para pengrajin tahu dan tempe yang merasa kelelahan karena harga bahan baku yang terus naik.

Baca Juga

“Saya dukung pemogokan asal tidak membawa malapetaka. Namanya juga usaha. Itu bentuk usaha karena kelelahan, meras tidak mampu, itu bentuk reaksi. Tapi harus ada dampak yang positif,” kata Mulyana, Jumat (18/2/2022).

Mulyana menuturkan, pabrik yang telah beroperasi sejak 1997 ini tengah mengalami dua kendala. Pertama, hadirnya pandemi Covid-19 membuat pabrik tahu Mulyana kehilangan banyak pelanggan. Sebab, 15 dari 25 restoran yang menjadi pelanggan tetap tahunya kini telah bangkrut.

 

Kendala kedua, kata dia, yakni pada harga kedelai. Pada 2021, Mulyana biasa membeli kedelai dengan harga Rp 9.500 per kilogram. Kini, harga kedelai terus naik hingga hampir menyentuh angka Rp 12 ribu per kilogram.

“Sedangkan tahu nggak bisa langsung dinaikin harganya. Jadi lambat laun saya mengurangi karyawan, ngecilin ukuran tahu, dan naikin harga tahu sedikit-sedikit. Saling memaklumi aja,” kata dia.

Salah seorang pengrajin tahu di Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor bernama Ryani Fathira (25 tahun), mengaku sudah mengetahui jika akan ada mogok produksi tahu pekan depan. Menurutnya, hal ini bukan pertama kali terjadi sehingga dia pun setuju dengan mogok massal ini.

 

Ia sendiri mengakui, harga kacang kedelai naik turun secara berangsur-angsur. Berdasarkan pengalamannya, pada awal 2021 harga kacang kedelai berada di angka Rp 9.500 per kilogram. 

Pada pertengahan 2021, kata Ryani, harga kedelai meroket hingga Rp 10.700 per kilogram sehingga ada penyesuaian harga tahu. Namun, di tengah perjalanan tersebut harga kedelai turun menjadi Rp 10.200 per kilogram dalam kurun waktu yang cukup lama.

Kendati demikian, lanjutnya, ia tidak menurunkan harga tahu yang dijualnya kepada para pedagang, karena tidak ada surat edaran mengenai penurunan harga tahu. Namun ada sejumlah produsen yang diam-diam menurunkan harga tahunya sehingga membuat Ryani kehilangan konsumen.

“Langganan saya pedagang di pasar-pasar jadi pada milih ke produsen yang harganya lebih murah. Waktu November 2021 harga kedelai naik lagi, kan mereka jadi harus menaikkan harga tahunya lagi,” ucapnya.

Oleh karena itu, Ryani berharap dengan adanya mogok massal ini harga kedelai bisa kembali turun, serta ada penyesuaian kembali harga tahu di antara produsen, agar tidak merugikan satu sama lain.

Pusat Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Puskopti) Kota Bogor mengimbau kepada pengrajin tahu tempe terkait mogok produksi massal pekan depan. Anggota Puskopti Kota Bogor Suptiadi menuturkan, seruan mogok produksi untuk pengrajin tempe tahu merupakan instruksi dari Puskopti Jawa Barat. 

 

 

Baca:

Subvarian BA.2 Lebih Menular, Mungkinkah Kasus Reinfeksi Kembali Terjadi?

Madu Manuka Banyak Dipalsukan, Bagaimana Cara Mengenali yang Asli?

Keluarga Donald Trump Diperiksa Pengadilan New York

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement