REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Pemkot Cirebon menyiapkan sejumlah rencana menghadapi penambahan kasus positif Covid-19 yang terus terjadi. Strategi juga disiapkan agar Kota Cirebon tidak masuk pada Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4.
"Kita berupaya keras untuk tidak masuk level 4," ujar Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cirebon, Agus Mulyadi, usai menghadiri kegiatan Cirebon Peduli Kemanusiaan berupa pemberian bantuan kepada fakir miskin, pasien Covid-19 dan lansia, di lantai 1 gedung Setda Kota Cirebon, Jumat (18/2).
Untuk itu, berbagai langkah saat ini telah dilakukan oleh Pemkot Cirebon. Salah satunya dengan memindahkan anggaran untuk isolasi mandiri terpusat (isoter) dari Belanja Tak Terduga (BTT) masuk ke belanja program Dinas Kesehatan (Dinkes).
Agus mengakui, lokasi untuk isoter saat ini belum dipastikan. Namun, jika lokasi isoter sudah ditetapkan, maka anggarannya bisa langsung digunakan.
"Sudah ada pembahasan, tapi belum fiks. Kemarin ada yang minta enam bulan, tapi kita minta tiga bulan dulu," ucap Agus.
Adapun anggaran yang dibutuhkan untuk isoter sekitar Rp 1 miliar per bulan. Nantinya, isoter hanya digunakan untuk pasien yang tidak bergejala maupun bergejala ringan yang di rumahnya tidak memungkinkan untuk melakukan isolasi mandiri (isoman). Sedangkan rumah sakit, akan digunakan untuk pasien bergejala sedang, berat dan kritis.
Selain menyiapkan kemungkinan isoter, sudah dialokasikan pula dana sekitar Rp 2,6 miliar untuk tracing, testing, obat-obatan, dan vitamin untuk enam bulan kedepan. Dana tersebut dialokasikan di Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cirebon.
Langkah lainnya yaitu dengan meningkatkan kapasitas tempat tidur di ruang isolasi untuk pasien Covid-19 di setiap rumah sakit. "BOR (bed occupancy rate) sekarang sudah 47 persen," tutur Agus. Untuk itu, Pemda Kota Cirebon mendorong agar rumah sakit menambah tempat tidur untuk pasien Covid-19.
Sementara itu, menyinggung Pembelajaran Tatap Muka (PTM), hingga kini masih dilakukan dengan kehadiran 50 persen. Namun jika kondisinya semakin memburuk, maka Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) akan kembali dilakukan. "Kita tunggu evaluasi PPKM Senin mendatang," tandas Agus.