Jumat 18 Feb 2022 17:50 WIB

Satgas Akui Kasus Covid-19 Masuki Gelombang Ketiga

Ini terlihat dari lonjakan kasus harian, kasus aktif, hingga kematian yang bertambah

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Gita Amanda
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron. Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 Brigjen TNI (Purnawirawan) Alexander K Ginting mengakui, penyebaran Covid-19 di Tanah Air saat ini sudah memasuki gelombang ketiga.
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron. Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 Brigjen TNI (Purnawirawan) Alexander K Ginting mengakui, penyebaran Covid-19 di Tanah Air saat ini sudah memasuki gelombang ketiga.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 Brigjen TNI (Purnawirawan) Alexander K Ginting mengakui, penyebaran Covid-19 di Tanah Air saat ini sudah memasuki gelombang ketiga. Ini terlihat dari lonjakan kasus harian, kasus aktif, hingga kematian yang terus bertambah.

Alex mengakui tren kasus harian Covid-19 selama tiga hari terakhir yaitu 15 hingga 17 Februari sudah tembus diatas 60 ribu. "Kemudian sejak pekan lalu angka kematian harian yang rata-rata 111 tiba-tiba kemarin dilaporkan 206 kasus. Artinya sudah ada penambahan kasus harian Covid-19, kemudian kasus aktif kini diatas 450 ribu, dan angka kematian harian juga meningkat," ujarnya saat mengisi konferensi virtual bertema Strategi Hadapi Gelombang Ketiga Pandemi, Jumat (18/2/2022).

Baca Juga

Tak hanya itu, pihaknya juga mencatat keterisian tempat tidur (BOR) di rumah sakit tidak hanya di daerah aglomerasi melainkan juga berbagai provinsi di Indonesia khususnya di Jawa-Bali yang juga mengalami peningkatan. Pihaknya mencatat terus bertambahnya kasus membuat total kasus Covid-19 di Indonesia selama 2 tahun terakhir sudah lebih sudah 5 juta hingga Jumat. Kemudian total kematian sebanyak 145 ribu di periode yang sama.

Dengan peningkatan kasus dan kematian saat ini, Satgas Covid-19 mencatat lonjakan kasus Covid-19 terjadi sebanyak tiga gelombang. Alex menyebutkan gelombang pertama yaitu Januari 2021, kemudian gelombang kedua Juli-Agustus 2021, dan gelombang ketiga adalah saat ini.

"Kami belum tahu sekarang apakah naik lagi (bertambah kasusnya), kami juga belum tahu apakah Jawa-Bali sebagai episentrum atau berpindah ke pulau-pulau lain?kami belum tahu," katanya.

Yang jelas, Satgas mencatat puncak kasus Covid-19 saat Januari 2021 belum begitu tinggi, kemudian kasus Covid-19 yang sangat tingggi selama Juni-Juli sampai harus menerapkan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat, kemudian peningkatan kasus kembali terjadi Februari 2022.

Satgas Covid-19 mengakui kalau dilihat secara kasat mata memang ada riak-riak kecil peningkatan kasus virus ini. Sebenarnya, dia melanjutkan, gelombang ketiga yang terjadi saat ini sesuai dengan prediksi pemerintah sejak Oktober 2021 lalu.

"Dimana prediksi kami setelah libur natal dan tahun baru 2022 (terjadi gelombang ketiga). Ini ditambah variant of concern yang dilaporkan organisasi kesehatan dunia PBB (WHO) yang begitu cepat melanda Eropa, Amerika, kemudian masuk Indonesia," ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement