REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar Universitas Al-Azhar Syekh Dr Muhammad Wahdan, menjelaskan mengenai hikmah dilakukannya Isra Miraj pada malam hari. Dia mengatakan, perjalanan yang dilakukan pada malam hari tentu penuh risiko karena Allah SWT menjadikan malam itu gelap, dan siang itu terang.
"Namun gelapnya malam dimuliakan dengan perjalanan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW ke Sidratul Muntaha," tutur dia seperti dilansir Elbalad, Jumat (18/2/2022).
Allah SWT berfirman, "Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda (kebesaran Kami), kemudian Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang benderang, agar kamu (dapat) mencari karunia dari Tuhanmu, dan agar kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas." (Al-Isra ayat 12)
Syekh Wahdan menjelaskan, ketika Allah SWT menghapus tanda malam, memecah malam, yang kemudian memperlihatkan tanda siang, maka ini menunjukkan bahwa Allah SWT menjadikan malam sebagai waktu untuk menyegarkan pikiran sehingga manusia dapat melakukan aktivitasnya.
"Maka Allah SWT menjadikan malam hari untuk dilakukannya perjalanan Isra Miraj Nabi kita, Nabi Muhammad SAW," tutur dia.
Syekh Wahdan juga mengungkapkan, perjalanan Isra Miraj bentuk peneguhan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW. Juga, merupakan pemberian dari Allah SWT untuk menghapus kesedihan dan kegelisahan di masa lampau.
"Allah SWT membawa beliau SAW ke tempat yang lebih luas, suci, yakni ke Sidratul Muntaha, dan dekat dengan Arsy. Dan Rasulullah SAW berdakwah kepada orang-orang Makkah untuk memeluk Islam selama kurang lebih 13 tahun," ujarnya.
Sumber: https://www.elbalad.news/4225065