Sabtu 19 Feb 2022 10:57 WIB

Biden Yakin Putin Sudah Putuskan akan Invasi Ukraina Segera

Biden yakin Putin telah memutuskan menyerang Ukraina dalam beberapa hari ke depan

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Esthi Maharani
 Presiden Joe Biden yakin Presiden Rusia Vladimir Putin telah memutuskan untuk menyerang Ukraina dalam beberapa hari mendatang.
Foto: AP/Alex Brandon
Presiden Joe Biden yakin Presiden Rusia Vladimir Putin telah memutuskan untuk menyerang Ukraina dalam beberapa hari mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan, bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah memutuskan untuk menyerang Ukraina dalam beberapa hari mendatang. Awalnya Biden tidak meyakini sepenuhnya Rusia bakal menginvasi Ukraina, namun pernyataannya kali ini meyakini bahwa Rusia memiliki niat tersebut.

"Kami memiliki alasan untuk percaya bahwa pasukan Rusia berencana dan berniat untuk menyerang Ukraina dalam sepekan mendatang, dalam beberapa hari mendatang," kata Biden kepada wartawan di Gedung Putih.

Baca Juga

Dia menambahkan bahwa Kyiv akan menjadi target. "Sampai saat ini, saya yakin dia telah membuat keputusan," ujarnya menambahkan.

Pada Jumat (18/2) malam waktu setempat, intelijen militer Ukraina mengatakan, pasukan khusus Rusia telah menanam bahan peledak di fasilitas infrastruktur sosial di Donetsk. Pihaknya pun mendesak warga untuk tetap berada di rumah.

Mengutip koresponden di lapangan, kantor berita Rusia kemudian melaporkan bahwa dua ledakan menghantam Luhansk, salah satu kota utama di Republik Rakyat Luhansk yang memisahkan diri. Dilaporkan bagian dari pipa gas di daerah itu terbakar.

Sebelumnya, para pemimpin separatis di Donetsk dan Luhansk mengeluarkan pernyataan video di mana mereka mengumumkan evakuasi dan menuduh Ukraina bersiap untuk menyerang kedua wilayah segera. Namun tuduhan itu menurut Kyiv salah.

Semenetara itu mengenai evakuasi, sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan hal itu adalah contoh yang baik dari apa yang ditakuti Washington. "Kami telah lama meramalkan untuk Anda semua bahwa Rusia akan mengambil bagian dalam dalih atau langkah-langkah yang akan meletakkan predikat baik untuk perang atau untuk membuat kebingungan atau menyebarkan informasi yang salah di lapangan," katanya.

Sebulan terakhir ini negara-negara Barat, termasuk Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) melaporkan tentang potensi serangan Rusia ke Ukraina. Agresi Rusia disebut dapat terjadi kapan saja, bahkan segera. Kabar mulai beredar bahwa  Moskow akan memulai serangannya pada 16 Februari. Pasalnya Rusia telah menempatkan lebih dari 300 ribu personel pasukan militernya di dekat perbatasan dengan Ukraina.

Rusia telah berulang kali membantah tuduhan tersebut. Kepemimpinan Vladimir Putin mengatakan tidak memiliki rencana itu terhadap Ukraina. Soal pengerahan lebih dari 300 ribu tentara ke perbatasan Ukraina, Moskow mengeklaim hal tersebut hanya untuk keperluan latihan.

Ketegangan antara Rusia dan Ukraina sudah berlangsung sejak 2014 ketika Moskow mencaplok Krimea. Pertempuran antara milisi pro-Rusia dan pasukan Ukraina berlangsung di Donbass. Konfrontasi bersenjata telah menyebabkan lebih dari 13 ribu korban jiwa. Hingga kini Donbass masih menjadi titik panas.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement