Ahad 20 Feb 2022 12:15 WIB

Ridwan Kamil Minta Penyuluh Pertanian Kuasai Teknologi Digital

Emil tak ingin pengolahan pertanian di Jabar masih menggunakan cara konvensional.

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berbincang santai dengan petani muda saat kick-off program Petani Milenial tahan satu di Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jumat (26/3). Untuk tahap satu, sebanyak 5.000 petani milenial dari 8.600 orang yang mendaftar akan menggarap pertanian di lahan yang telah disediakan Pemprov Jabar dengan hasil panen dipastikan akan dibeli oleh offtaker Agrojabar (Perseroda).
Foto: Humas Pemprov Jawa Barat
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berbincang santai dengan petani muda saat kick-off program Petani Milenial tahan satu di Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jumat (26/3). Untuk tahap satu, sebanyak 5.000 petani milenial dari 8.600 orang yang mendaftar akan menggarap pertanian di lahan yang telah disediakan Pemprov Jabar dengan hasil panen dipastikan akan dibeli oleh offtaker Agrojabar (Perseroda).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta para tenaga harian lepas penyuluh pertanian untuk menguasai teknologi digital. Karena, Jabar sedang mentransformasikan pertanian menggunakan teknologi.

"Kita sedang membangun teknologi pertanian, karenanya para penyuluh harus menguasai dan menerapkannya ke petani kita," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, saat memberikan arahan pada Rakor Akbar Gabungan Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian Daerah Jabar di Inna Beach Hotel Pangandaran, akhir pekan ini.

Baca Juga

Menurut Emil, pemanfaatan teknologi mampu meningkatkan hasil produksi pertanian maupun peternakan. Salah satu contohnya, pemberian pakan ikan lele menggunakan Internet of Thing (IoT) yang dikendalikan lewat smartphone oleh petani Indramayu mendongkrak hasil panen hingga bekali-kali lipat. Begitu pula pemanfaatan teknologi fish finder di Sukabumi dan apartemen ayam di Kabupaten Bandung. "Ngasih makan ikan lele di Jabar sekarang sudah pakai hape," katanya.

Emil tak ingin pengolahan pertanian di Jabar masih menggunakan cara konvensional. Namun secara bertahap teknologi digital dalam pertanian menjadi bagian tak terpisahkan termasuk dalam hal pemasaran."Saya tidak mau lagi pertanian Jabar konvensional, poinnya dengan ilmu semua bisa," kata Emil.

Apalagi, kata dia, tanah Jabar ada di peringkat ke sepuluh di dunia yang paling subur. Potensi ini harus dimanfaatkan secara maksimal yang dipadukan dengan teknologi pertanian."Menurut penelitian tanah Jabar ke-10 tersubur di dunia," kata Emil.

Selain penguasaan teknologi, kata dia, para perwakilan penyuluh dari 27 kabupaten/ kota di Jabar itupun diminta menyosialisasikan kepada generasi muda untuk tak malu menekuni dunia pertanian termasuk ikut dalam program petani milenial. "Saya titip ajak generasi muda untuk terjun di dunia pertanian tapi dengan digital agar nantinya tinggal di desa, rezeki kota, dan bisnis mendunia," katanya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement