REPUBLIKA.CO.ID, TERNATE -- Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) di Pulau Mare, Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara (Malut) hingga saat ini terlihat tidak terawat karena belum difungsikan dan terbengkalai.
Manager Bagian Perencanaan PT PLN Ternate, Rahmat Hidayat, saat dihubungi pada Ahad (20/2/2022), mengatakan, kondisi PLTD Pulau Mare belum difungsikan dan masih menunggu mesin baru untuk dioperasikan. Pihaknya sudah mengajukan ke Kementerian ESDM ketika bangunan tersebut selesai dibangun.
Sedangkan, Manager Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) PLN Kota Ternate, Gemal Rizal Kambey mengakui, selain mesin pihaknya juga terkendala moratorium dari Kementerian ESDM terkait larangan pembelian mesin diesel. "Memang, untuk saat ini, ada larangan dari Kementerian ESDM soal pembelian diesel atau pembangkit listrik yang berbahan solar, makanya belum dioperasikan karena tidak ada pembangkitnya," ujarnya.
Kendati demikian, Rizal menyatakan, pihaknya memastikan akhir 2022 PLTD siap untuk beropeasi. "Pada 2021 memang ada lock down jadi belum bisa. Tetapi, pada 2022 sudah bisa karena membeli alat-alatnya di Jerman," kata Rizal.
Sementara itu, mantan Kepala PT PLN (Persero) Rayon Soasio, Tidore, Yasser Bahaweres mengatakan, proyek tersebut di bawah UP3 Ternate memang sempat terkendala. Dia mengakui, hal itu tergantung dari PLN Pusat. Sedangkan, di rayon hanya melaksanakan pengelolaan dan pengawasan kalau sudah serahterima.
Bahkan, PLTD yang ada di Pulau Mare belum pernah dioperasikan. Tidak hanya itu, selain gedung, kabel listrik yang terpasang di Desa Mare Gam hingga Mare Kofo juga banyak yang putus.
"Bangunannya banyak yang retak. Kabel juga banyak yang putus karena tertimpa pohon kelapa," ujarnya.
Bahkan, selama ini warga dari dua desa tersebut hanya bertahan dengan mesin genset, yang dibeli menggunakan dana desa setempat dengan harga sekitar Rp 300 juta.