REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – PT Pupuk Indonesia (Persero) memastikan ketersediaan armada angkutan pupuk, baik melalui laut dan darat, untuk mengamankan pendistribusian pupuk bersubsidi.
Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia, Gusrizal, mengatakan optimalisasi angkutan menjadi penting karena berkaitan erat dengan ketersediaan stok pupuk bersubsidi di tingkat distributor dan kios resmi.
Gusrizal menyebut salah satu faktor utama yang turut mempengaruhi kondisi stok pupuk bersubsidi adalah ketersediaan armada transportasi.
Oleh karena itu, Gusrizal mengatakan Pupuk Indonesia turut memperkuat kemampuan distribusinya di tengah meningkatnya permintaan armada transportasi akibat ekonomi yang berangsur membaik pasca pandemi Covid-19.
"Selain pemulihan ekonomi, faktor lainnya adanya peningkatan target produksi sejumlah komoditas dari berbagai korporasi besar," ujar Gusrizal dalam keterangan tertulis di Jakarta, Ahad (20/2/2022).
Gusrizal menyampaikan kenaikan target produksi tersebut juga didorong oleh faktor kenaikan harga komoditas dunia seperti batu bara, nikel, tembaga, dan sebagainya, yang mana harganya sempat mencapai puncak tertinggi pada 2021 lalu.
Menurut Gusrizal, kondisi ini menjadikan peningkatan permintaan angkutan transportasi di dalam negeri lantaran harga komoditas dunia pada 2022 dinilai masih akan sangat tinggi.
"Oleh karena itu, Pupuk Indonesia akan memperkuat dan meningkatkan koordinasi bersama mitra transportirnya di antaranya dengan menerapkan sistem time charter untuk jasa angkutan darat dan laut," ucap Gusrizal.
Gusrizal mengatakan Pupuk Indonesia mendapat kepastian yang didasarkan pada kerja sama angkutan dengan ketentuan waktu tertentu dengan sistem tersebut.
Dengan demikian, kata Gusrizal, pendistribusian pupuk bersubsidi dapat terpenuhi sesuai kebutuhan sehingga perusahaan dapat meminimalisir risiko keterbatasan angkutan ditengah melonjaknya permintaan angkutan barang domestik.
"Pupuk Indonesia juga turut meminta dukungan dari pemerintah pusat dan daerah untuk mengutamakan pendistribusian pupuk bersubsidi. Karena pupuk merupakan komoditas yang sangat dibutuhkan petani untuk menghadapi musim tanam dan demi ketahanan pangan nasional," ungkapnya.
Saat ini, lanjut Gusrizal, Pupuk Indonesia telah memiliki fasilitas distribusi eksisting yang cukup kuat, di antaranya 15 Unit Pengantongan Pupuk (UPP), 6 unit Distribution Center (DC), 4 buah dermaga, 203 unit kapal laut, kurang lebih 6.151 truk, 595 gudang dengan kapasitas 3,1 juta ton, dan jaringan kios resmi berjumlah 29.169 unit yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia.
Kata Gusrizal, jumlah pupuk bersubsidi yang harus disalurkan oleh Pupuk Indonesia berdasarkan Kepmentan No. 771 Tahun 2021 adalah sebesar 9,1 juta ton dan 1,87 juta liter pupuk organik cair.
Hingga pertengahan Februari 2022, Pupuk Indonesia sendiri telah menyalurkan sebesar 1 juta ton, serta memiliki stok di tingkat produsen dan distributor sebesar 1 juta ton.
"Selain itu, kami juga menyediakan stok pupuk nonsubsidi atau komersil sehingga kami merasa perlu untuk memastikan kelancaran distribusinya," kata Gusrizal.