REPUBLIKA.CO.ID, Di saat varian Omicron baru terdeteksi, sebagian orang mungkin masih bergelut dengan long Covid akibat varian Delta. Mengingat cukup mengganggunya kondisi longCovid, tak heran bila banyak pasien long Covid yang khawatir akan mengalami reinfeksi akibat varian Omicron.
"Saya takut. Saya tak tahu apakah saya akan bertahan (bila) terkena infeksi lagi," jelas pasien Long Covid Laurie Bedell, seperti dilansir NBC.
Bedell tertular Covid-19 pada Desember 2020 dan mengalami gejala berkepanjangan yang mengubah hidupnya. Rasa nyeri, lelah, dan beberapa gejala long Covid lain membuat Bedell yang semula dikenal sebagai perempuan sehat dan aktif menjadi sosok dengan masalah kesehatan kronis. Bedell tak lagi mampu berjalan atau melakukan aktivitas fisik lebih dari lima hingga sepuluh menit dalam satu waktu.
Ketika varian Omicron ditemukan dan mulai meluas, ada ketakutan tersendiri yang dirasakan Bedell. Terlebih, Omicron disebut lebih mudah menular dibandingkan varian Delta. "Orang-orang dengan long Covid punya alasan yang layak untuk khawatir," pungkas Dr John Baratta dari UNC Covid Recovery Clinic.
Sebuah studi dari Public Health Scotland misalnya, menemukan bahwa mayoritas kasus Omicron di Skotlandia justru terjadi pada orang yang sudah terinfeksi. Angkanya bahkan 10 kali lebih besar dibandingkan angka reinfeksi akibat varian Delta.
Di kliniknya, Dr Baratta juga menemukan cukup banyak pasien yang sebelumnya pernah terkena Covid-19 dan mengalami long Covid, lalu mengalami reinfeksi dari varian lain. Reinfeksi ini turut memengaruhi kondisi long Covid yang dialami pasien. "Mereka memiliki gejala long Covid baru atau lebih buruk setelah reinfeksi mereka," ujar Dr Baratta.