Senin 21 Feb 2022 08:53 WIB

Gelar Pementasan Wayang, Gus Miftah: Adzan di Indonesia Paling Bagus daripada di Arab

Dalang Ki Warseno Slank maki-maki dan membanting wayang bergambar Ustaz Khalid.

Gus Miftah menggelar pementasan wayang dengan menghadirkan dalang Ki Warseno Slank di Ponpes Ora Aji Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jumat (18/2/2022) malam WIB.
Foto: Tangkapan layar
Gus Miftah menggelar pementasan wayang dengan menghadirkan dalang Ki Warseno Slank di Ponpes Ora Aji Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jumat (18/2/2022) malam WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gus Miftah mengadakan pertunjukan wayang kulit di Kompleks Pondok Pesantren (Ponpes) Ora Aji di Dusun Tundan, Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jumat (18/2/2022) malam WIB. Pementasan yang menghadirkan dalang Ki Warseno Slank dan sinden Yati Pesek tersebut juga disiarkan langsung melalui akun channel Youtube ADARA NH.

Miftah Maulana Habiburahman nama lengkap Gus Miftah berpesan, jika masalah budaya dan agama harus dibedakan. Dia menyebut, budaya dan agama itu bisa berjalan selaras beriringan.

Baca Juga

"Contohnya yang namanya menutup aurat itu perintah agama, tapi caranya menutup itu budaya maka orang Arab punya budaya menutup aurat dengan cara menggunakan jubah, lha jubah itu budayanya orang Arab. Apakah orang Yogya Klaten itu harus meniru budaya jubahnya orang Arab? Boleh memakai, boleh tidak," kata Gus Miftah dikutip Republika di Jakarta, Senin (21/2/2022).

Dia pun berpesan warga Indonesia boleh memakai jubah, tapi sebaiknya untuk Jumatan atau ke masjid. "Jangan keseharian pakai jubah seperti orang Arab. Lha pekerjaannya mengeruk pasir di kali kok pakai jubah. Pekerjaannya orang Kulonprogo ambil kelapa kok pakai jubah ya bluluknya bertambah dua. Menarik becak pakai jubah, bisa salah tarik rem," ujarnya.

Baca juga : Permintaan Maaf Belanda Dinilai Sindir Indonesia Soal Pengakuan Dosa Masa Lalu

Menurut Gus Miftah, Islam di Indonesia itu sangat indah karena ada sisi budaya. Kalau tanpa budaya, dia melanjutkan, Islam menjadi kaku. Dia pun membandingkan perbedaan adzan di Indonesia lebih unggul dibandingkan di jazirah Arab.

"Adzan itu terlihat bagus karena ada budaya. Makanya itu azan paling bagus di dunia di Indonesia soalnya memakai irama. Kalau adzan cara orang Arab itu kadang-kadang, kecuali Masjidil haram ya Masjid Nabawi itu memang berbeda. Di Timur Tengah itu nyuwun sewu azan itu mirip orang nesu-nesu karena tak punya seni. Orang Indonesia itu ada seni di dalamnya makanya indah," ujar Gus Miftah.

Sementara, saat pementasan, Ki Warseno Slank menjadikan Ustaz Khalid Basamalah sebagai wayang yang keberadaannya dihancurkan. Ki Warseno menyebut, kehadiran Ustaz Khalid di tanah Jawa hanya untuk mengusik wayang. Dia pun tidak mampu menahan amarah sampai beberapa kali memaki Ustaz Khalid.

Baca juga : KKB Kembali Lakukan Penembakan dan Pembakaran di Kabupaten Puncak

"Cangkemmu cangkemmu opo cok. Kalau kamu tidak suka wayang tidak usah banyak bicara. Kamu mau jadi apa?" kata Ki Warseno dengan nada emosi sambil memukul wayang berwajah Ustaz Khalid sampai kepalanya putus. Tidak cukup sampai di situ, sang dalang akhirnya sampai berdiri dan berteriak untuk membanting wayang bergambar Ustaz Khalid.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement