REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD – Menteri Perubahan Iklim Pakistan Malik Amin Aslam mengatakan, negaranya telah menargetkan penanaman 540 juta pohon sepanjang musim semi, yakni Februari-April. Hal itu diharapkan dapat berkontribusi dalam penanganan masalah lingkungan di negara tersebut.
Aslam mengungkapkan, kampanye penanaman pohon musim semi nasional akan diluncurkan pada Selasa (22/2/2022). Kegiatan itu berada di bawah program Ten Billion Tree Tsunami.
"Musim tiga bulan (Februari-April) memberikan kesempatan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk menanam pohon sebanyak mungkin di seluruh negeri untuk menangani berbagai masalah lingkungan," ungkap Aslam pada Ahad (20/2/2022), dilaporkan Dawn.
Aslam mengatakan, strategi menyeluruh untuk keberlangsungan kegiatan telah dirumuskan. Dia berharap semua warga Pakistan dari berbagai lapisan masyarakat berpartisipasi di dalamnya. Sebab semakin banyak yang terlibat, kian banyak juga pohon yang ditanam.
Aslam menjelaskan, Pakistan adalah negara yang sangat rentan terhadap iklim. Oleh sebab itu, dia menekankan pentingnya hutan dalam upaya mengatasi risiko iklim, khususnya banjir, hujan lebat, naiknya permukaan laut, dan gelombang panas. Hal-hal itu semakin sering terjadi akibat pemanasan global.
Pakistan sedang menggencarkan upayanya menanam 10 miliar pohon guna memerangi polusi udara dan kabut asap di negara tersebut. Sejak gerakan penanaman pohon dimulai tahun 2018, Pakistan memiliki satu miliar pohon lebih banyak. Mereka pun menanam 500 juta pohon tambahan selama musim hujan.
Selain Pakistan, Uni Eropa juga mengambil inisiatif serupa. Pada Juli tahun lalu, Komisi Eropa telah mengumumkan rencananya menanam setidaknya tiga miliar pohon di negara-negara anggota Uni Eropa hingga 2030 mendatang. Hal itu menjadi strategi untuk meningkatkan penyerapan gas rumah kaca alami.
Hutan mencakup sekitar 38 persen dari total permukaan tanah di Uni Eropa. Finlandia (71 persen dari total luas daratan) dan Swedia (67 persen dari total luas daratan) adalah negara dengan hutan paling lebat. Mereka diikuti oleh Slovenia, Estonia, dan Latvia.