Senin 21 Feb 2022 17:04 WIB

Perajin dan Pedagang Tahu di Tasikmalaya Sepakat Mogok

Perajin tahu melakukan aksi mogok produksi hingga Rabu (23/2/2022)

Rep: Bayu Adji P/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Para perajin di Kampung Nagrog Kulon, Kelurahan Sukamaju Kidul, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya, memproduksi tahu, Senin (21/2/2022). Para perajin tahu di Kota Tasikmalaya akan melakukan mogok produksi pada Selasa (22/2/2022).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Para perajin di Kampung Nagrog Kulon, Kelurahan Sukamaju Kidul, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya, memproduksi tahu, Senin (21/2/2022). Para perajin tahu di Kota Tasikmalaya akan melakukan mogok produksi pada Selasa (22/2/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Para perajin dan pedagang tahu di Kota Tasikmalaya sepakat akan melakukan mogok produksi dan berjualan sejak Selasa (22/2/2022). Aksi mogok itu akan dilakukan selama dua hari atau hingga Rabu (23/2/2022).

Berdasarkan pantauan Republika di Kampung Nagrog Kulon, Kelurahan Sukamaju Kidul, Kecamatan Indihiang, yang merupakan sentra perajin tahu di Kota Tasikmalaya, mayoritas pabrik tahu sudah berhenti produksi. Namun, masih ada sebagian pabrik yang memproduksi tahu.

Baca Juga

"Sebagian besar pabrik di sini sudah mogok. Tapi di tempat kami belum. Rencana baru besok berhenti produksi," kata salah seorang perajin tahu di kawasan itu, Asep (42 tahun), kepada Republika, Senin (21/2/2022).

Menurut dia, aksi mogok itu akan dilakukan karena harga bahan baku tahu, yaitu kacang kedelai, terus mengalami kenaikan. Kenaikan terus terjadi secara perlahan sejak pandemi Covid-19.

Ia menyebutkan, saat ini harga kacang kedelai saat ini sudah mencapai Rp 12 ribu per kilogram. Padahal, saat kondisi normal, harga kacang kedelai hanya Rp 7.000 per kilogram.

"Sementara untuk kami, tidak gampang menaikkan harga tahu. Ukurannya udah paling kecil, tidak bisa lagi diperkecil," kata dia.

Sementara itu, di pabrik lainnya, para perajin sudah berhenti produksi tahu untuk dipasok ke pasar. Kendati demikian, di pabrik itu parajin melakukan produksi tahu untuk pesanan ke salah satu pesantren di Tasikmalaya. 

"Memang sengaja mogok, arahan dari pagubuyuban. Tapi untuk pesanan mah masih produksi," kata salah seorang perajin tahu di pabrik itu, Neni (51).

Namun, ia mengakui, aksi mogok itu belum serempak dilakukan oleh semua perajin. Aksi mogok serentak baru akan dilakukan pada Selasa dan Rabu.

Dengan aksi itu, ia berharap, harga kacang kedelai bisa kembali ke kondisi normal. "Sekarang itu Rp 12 ribu per kilo. Normalnya mah Rp 7 ribu per kilo," kata dia. 

Koordinator Lapangan Pedagang Tahu Tempe Pasar Cikurubuk Kota Tasikmalaya, Epan Ependi, mengatakan, para pedagang di pasar itu juga akan serentak melakukan mogok mulai Selasa hingga Rabu. Ia mengakui, seruan aksi mogok dari pusat memang dilakukan sejak hari ini. Namin, khusus untuk di wilayah Tasikmaya, aksi mogok akan dilakukan mulai besok.

"Hari ini terakhir jualan. Mulai nanti malam pukul 00.00 WIB kami mulai kondisikan agar pedagang mogok dulu selama dua hari," kata dia.

Menurut Epan, aksi mogok itu dilakukan dengan dua tujuan. Pertama, agar harga kacang kedelai yang naik sejak tahun lalu bisa kembali normal. Menurut dia, sejauh ini pemerintah belum melalukan tindakan serius untuk menurunkan harga kacang kedelai.

Kedua, lanjut dia, agar masyarakat paham apabila harga tahu tempe dinaikkan. Sebab, para perajin dan pedagang sangat kewalahan dengan naikknya harga kacang kedelai.

"Harga naik, kami sebenarnya bisa terima. Namun untuk menaikkan harga tahu tempe di pasaran itu susah. Kalau harga dinaikkan, masyarakat teriak. Padahal kalau kebutuhan lain naik, tidak ada yang protes," kata dia. 

Epan berharap, dengan adanya aksi mogok ini, masyarakat bisa maklum apabila harga tahu dan tempe naik. Menurut dia, apabila harus naik, harga tahu dan tempe per bungkusnya tidak akan naik signifikan.

"Naiknya juga paling Rp 500 per bungkus. Soalnya untuk mengecilkan ukuran itu sudah tisak bisa, sudah paling kecil," ujar dia.

Ia menyebutkan, saat ini harga tahu dan tempe di Pasar Cikurubuk Kota Tasikmalaya paling murah Rp 3.000 per bungkus. Kalau memang harus naik, perajin dan pedagang akan menyepakati lebih dulu kenaikan harganya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement