REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pengurus Pusat Dewan Masjid Indonesia (PP DMI), Imam Addaruqutni mengatakan, pihaknya terus menggalakkan proses literasi di masjid, baik melalui proses kajian-kajian maupun melalui perpustakaan yang berkualitas.
"DMI juga menggalakkan proses literasi dalam berbagai hal itu. Nanti kalau perpustakaan tetap kita dukung," ujar Imam saat dihubungi Republika.co.id, Senin (21/2).
Menurut dia, selama ini DMI sudah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan litetasi di masjid. Namun, kata dia, setiap masjid memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam menjalankan misi tersebut.
"Memang di antara fungsinya itu ada proses literasi yang terus kita jalankan. Hanya kan kemampuan masyarakat atau masjid itu beda-beda," ucap dia.
Dia menuturkan, untuk meningkatkan literasi di masjid itu tidak harus melalui perpustakaan saja, tapi juga bisa melalui berbagai macam bentuk kegiatan.
"Biasanya itu juga mengalir dari mimbar, seperti kajian-kajian itu juga termasuk literasi. Jadi, proses literasi itu tidak harus menunjuk pada apa yang disebut perpustakaan, tapi proses pencerahan berbasis masjid yang umumnya mengalir dari mimbar," kata Imam.
Dia menjelaskan, pendirian perpustaan di masjid sebenarnya juga berhubungan dengan tradisi baca masyarakat Indonesia yang masih rendah. Dia pun mencontohkan seperti di perpustakaan Masjid Istiqlal.
"Di Istiqlal juga ada perpustakaan cukup besar. Tapi, orang yang berkunjung ke perpustakaan itu sedikit. Bahkan di Perpusatakaan Nasional itu pengunjungnya dibandingkan perpustakaan umum di berbagai negara kita termasuk paling rendah," jelas Imam.