Selasa 22 Feb 2022 00:46 WIB

Memasuki Gelombang Tiga, Ridwan Kamil Beri Arahan ke Kepala daerah

Mereka yang meninggal karena Covid-19 adalah golongan lansia dan yang belum divaksin.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin Covid-19 saat pelaksanaan vaksinasi lansia door to door di Kelurahan Plawad, Karawang, Jawa Barat, Jumat (18/2/2022). Presiden Joko Widodo mengatakan pentingnya percepatan vaksinasi COVID-19 khususnya untuk lansia dan anak dalam pengendalian COVID-19 terutama varian Omicron seiring meningkatnya kasus.
Foto: ANTARA/M Ibnu Chazar
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin Covid-19 saat pelaksanaan vaksinasi lansia door to door di Kelurahan Plawad, Karawang, Jawa Barat, Jumat (18/2/2022). Presiden Joko Widodo mengatakan pentingnya percepatan vaksinasi COVID-19 khususnya untuk lansia dan anak dalam pengendalian COVID-19 terutama varian Omicron seiring meningkatnya kasus.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Memasuki gelombang ketiga Covid-19, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberikan arahan kepada bupati/wali kota untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19. Ada empat arahan yang disampaikan kepada para kepala daerah tersebut.

Arahan pertama, tingkatkan kapasitas tempat tidur rumah sakit (BOR) seperti saat puncak virus Covid-19 varian delta. "Saya minta perhitungan BOR  menggunakan kapasitas maksimal seperti saat delta menjadi puncaknya. Memang di awal tahun karena delta turun, kapasitas rumah sakit juga turun," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, Senin (21/2).

Kedua, kata dia, seluruh pemda kabupaten/kota agar menegakkan protokol kesehatan 5M. Hal ini, sesuai arahan Presiden Joko Widodo, memakai masker adalah hal yang paling ditekankan. "Arahan Presiden prokes paling utama adalah masker. Arahan Pak Luhut ekonomi kita buka dengan bijak tapi urusan masker lebih ditingkatkan. Jadi saya titip paling fundamental meningkatkan kedisiplinan masker," papar Emil.

Selain itu, kata dia, di saat yang sama, tes (testing), telusur (tracking), dan tindak lanjut (treatment) harus terus dilakukan oleh pemerintah daerah. Dengan kombinasi ini, Emil meyakini virus Covid-19 varian omicron bisa teratasi. 

"Apapun namanya (varian virus Covid-19) solusinya itu saja berbaginya. Rakyat patuhi prokes negara mencari, merawat, mentreatment," kata Emil. 

Terakhir, Emil meminta, kepada seluruh kepala daerah, TNI/Polri untuk mempercepat vaksinasi. Khususnya adalah kepada para lansia yang belum mendapatkan vaksin kedua. 

Langkah ini, sebagai upaya untuk melindungi masyarakat dari virus Covid-19 varian omicron yang menyebar begitu cepat. Sebab, menurut Emil, dari hasi penelitian di Jawa Barat, mereka yang meninggal karena Covid-19 adalah golongan lansia dan yang belum divaksin. 

Bagi daerah yang tingkat vaksinasinya sudah tinggi, kata dia, didorong untuk melaksanakan kegiatan booster. Sehingga, tidak ada berita tentang vaksin Covid-19 yang kadaluarsa. 

"Kemudian, tidak boleh ada vaksin yang kedaluwarsa, jadi jemput bola untuk segera dilakukan. Kemudian dikombinasikan dengan kebijakan pelayanan publik," katanya.

"Titip lansia karena mayoritas yang meninggal dunia pada usia lansia dan yang belum divaksin. Jadi kalau ada lansia yang belum divaksin itu adalah yang paling-paling rawan oleh omicron," katanya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement