Senin 21 Feb 2022 20:22 WIB

Afsel Bedakan Anti-Zionis dan Anti-Semit, Palestina Respons Positif

Palestina menilai pemisahan Anti-Zionis dan Anti-Semit langkah tepat

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi bendera Zionis Israel. Palestina menilai pemisahan Anti-Zionis dan Anti-Semit langkah tepat.
Foto: Republika/Dadang Kurnia
Ilustrasi bendera Zionis Israel. Palestina menilai pemisahan Anti-Zionis dan Anti-Semit langkah tepat.

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH – Dewan Nasional Palestina menyambut putusan pengadilan Afrika Selatan (Afsel) yang memisahkan anti-Zionisme dengan anti-Semitisme. 

Selama ini, setiap kritik yang dilayangkan terhadap praktik pendudukan Israel kerap dikaburkan dengan istilah “anti-Semitisme”. 

Baca Juga

“Putusan itu merupakan kemenangan bagi nilai-nilai kebebasan, demokrasi, dan keadilan,” kata Ketua Dewan Nasional Palestina Rawhi Fattouh dalam sebuah pernyataan pada Ahad (20/2/2022), dikutip laman Anadolu Agency. 

Menurut dia, putusan tersebut menegaskan dukungan Afsel terhadap perjuangan rakyat Palestina. Kelompok Hamas yang mengontrol Jalur Gaza juga menyambut keputusan pengadilan Afsel. 

 

Hamas menilai, putusan itu akan mendorong otoritas kehakiman di seluruh dunia untuk mengambil langkah-langkah serupa. 

Pada Rabu (16/2/2022) lalu, Mahkamah Konstitusi Afsel merilis keputusan yang menyatakan bahwa kritik terhadap Zionisme tidak dianggap sebagai kritik terhadap Yahudi. Israel kerap meleburkan dua istilah tersebut ketika terdapat kritik yang dilayangkan padanya. 

Pada 1 Februari lalu, organisasi hak asasi manusia (HAM) Amnesty International menerbitkan laporan setebal 211 halaman yang menyatakan Israel telah mempraktikkan sistem apartheid terhadap rakyat Palestina. 

Amnesty menyebut, temuannya didasarkan pada penelitian dan analisis hukum. Kasus-kasus yang dikaji antara lain penyitaan tanah dan properti warga Palestina oleh Israel, pembunuhan di luar hukum, pemindahan paksa, serta penolakan kewarganegaraan. 

Amnesty International mengatakan, tindakan-tindakan Israel tersebut dimaksudkan untuk mempertahankan sistem penindasan dan dominasi. 

Di sisi lain, hal tersebut merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan dari apartheid. Merespons peluncuran laporan tersebut, Pemerintah Israel menuding Amnesty berusaha mengonsolidasikan dan mendaur ulang kebohongan. Tel Aviv menilai, laporan itu didesain untuk menuangkan “bensin” ke api antisemitisme.   

Suka Pakai Aplikasi Paylater? Favorit Kamu yang Mana?

  • LinkAja Paylater
  • Shopee Paylater
  • GoPaylater
  • Traveloka Paylater
  • Akulaku Paylater
  • JULO Paylater
  • Blibli Paylater
  • Tidak Pakai Paylater
Array ( [__ci_last_regenerate] => 1686095883 )
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
كَانَ النَّاسُ اُمَّةً وَّاحِدَةً ۗ فَبَعَثَ اللّٰهُ النَّبِيّٖنَ مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ ۖ وَاَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيْمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ فِيْهِ اِلَّا الَّذِيْنَ اُوْتُوْهُ مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَتْهُمُ الْبَيِّنٰتُ بَغْيًا ۢ بَيْنَهُمْ ۚ فَهَدَى اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ مِنَ الْحَقِّ بِاِذْنِهٖ ۗ وَاللّٰهُ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ
Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Dan diturunkan-Nya bersama mereka Kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Dan yang berselisih hanyalah orang-orang yang telah diberi (Kitab), setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepada mereka, karena kedengkian di antara mereka sendiri. Maka dengan kehendak-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus.

(QS. Al-Baqarah ayat 213)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement