REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapan terjadinya peristiwa Isra dan Mikraj tentu penting diketahui umat Muslim. Namun, tidak ada ketetapan dalam Islam mengenai tanggal perjalanan Nabi Muhammad SAW ke langit itu.
Sebab yang terpenting ialah beriman bahwa Allah SWT memindahkan hamba-Nya dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa lalu diberangkatkan ke surga dalam keadaan terjaga. Jiwa dan raga menyatu dalam perjalanan tersebut.
Kini telah umum diketahui umat Muslim, bahwa Isra Mikraj terjadi malam ke-27 bulan Rajab. Pendapat ini bukan pendapat yang shahih karena tidak ada hadits Nabi yang shahih yang menjelaskan kapan terjadi Isra Mikraj. Juga tidak ada atsar atau perkataan Sahabat Nabi SAW tentang kapan tanggal peristiwa Isra Mikraj.
Karena itu, para ulama yang menulis perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW berbeda pendapat dalam menentukan kapan peristiwa Isra Mikraj. Letak perbedaannya adalah pada tahun terjadinya Isra Mikraj. Ada tiga pendapat mengenai hal ini.
Pendapat pertama menyebutkan bahwa perjalanan Isra Mikraj terjadi pada sebulan sebelum hijrah dari Makkah ke Madinah. Pendapat kedua menyatakan, Isra Mikraj terjadi pada lima tahun sebelum hijrah.
Sedangkan pendapat ketiga menyebut Isra Mikraj terjadi setahun sebelum hijrah. Pendapat ketiga ini memiliki sanad perkataan yang lebih baik.
Dikatakan pula, bahwa Isra Mikraj terjadi enam bulan sebelum Hijrah. Pendapat yang lainnya mengatakan tiga tahun sebelum hijrah, dan ada pula yang menyebut enam tahun sebelum hijrah.
Meski begitu, yang disepakati adalah bahwa Isra Mikraj terjadi satu kali di Makkah al-Mukarromah setelah Nabi Muhammad SAW menyelesaikan misi kenabiannya dan sebelum hijrah ke Madinah.