Selasa 22 Feb 2022 11:01 WIB

Parlemen Kanada Dukung Perpanjang Kekuatan Darurat

Trudeau menerapkan keadaan darurat sementara pada awal pekan lalu.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau.
Foto: AP/Domenico Stinellis
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau.

REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Parlemen Kanada memutuskan pada Senin (21/2/2022), mendukung keputusan Perdana Menteri Justin Trudeau untuk menggunakan kekuatan darurat. Tindakan yang jarang digunakan ini diperbolehkan dalam upaya mengakhiri protes terkait pandemi yang telah memblokir jalan-jalan di ibu kota Ottawa selama lebih dari tiga minggu.

Undang-Undang Darurat disetujui di parlemen 185-151, dengan pemerintah Liberal minoritas mendapatkan dukungan dari Demokrat Baru yang berhaluan kiri. Langkah-langkah khusus yang diumumkan oleh Trudeau seminggu yang lalu, telah dianggap tidak perlu dan penyalahgunaan kekuasaan oleh beberapa politisi oposisi.

Baca Juga

Sebelumnya, Trudeau mengatakan pemerintahnya masih membutuhkan kekuatan darurat sementara dengan alasan keprihatinan nyata tentang ancaman di hari-hari mendatang. "Keadaan darurat ini belum berakhir. Masih ada kekhawatiran nyata tentang beberapa hari mendatang," kata Trudeau.

Saat Trudeau menerapkan keadaan darurat sementara pada awal pekan lalu, beberapa anggota oposisi resmi Partai Konservatif menuduhnya menyalahgunakan kekuasaannya. Legislator Dean Allison mengecam apa yang disebutnya langkah-langkah gaya militer otoriter terhadap para pengunjuk rasa.

Anggota Green Party Mike Morrice, yang memberikan suara menentang mosi tersebut. Dia mengatakan bahwa tindakan tersebut merupakan tanggapan tidak pantas terhadap kegagalan dalam kepolisian.

"Seperti yang telah dibagikan oleh banyak anggota Parlemen lainnya, penggunaan Undang-Undang Keadaan Darurat menjadi preseden yang mengkhawatirkan untuk protes di masa depan," katanya.

Undang-undang tersebut memberikan otoritas kekuasaan yang lebih luas bagi pemerintah. Pemberlakukan ini membuat pemerintah memiliki kekuasaan memberlakukan pembatasan khusus pada pertemuan umum dan perjalanan, kemudian memobilisasi dukungan federal untuk polisi lokal dan provinsi. Aturan itu juga memberi pemerintah federal kekuatan untuk menerapkan tindakan sementara untuk memastikan keselamatan dan keamanan selama keadaan darurat nasional.

Selama akhir pekan, polisi Kanada memulihkan keadaan di Ottawa. Para pengunjuk rasa awalnya menginginkan diakhirinya mandat vaksin Covid-19 lintas batas untuk pengemudi truk, tetapi desakan ini berubah menjadi demonstrasi yang lebih luas terhadap Trudeau dan pemerintahannya. Para pengunjuk rasa memblokir perlintasan darat tersibuk antara Kanada dan Amerika Serikat selama enam hari, mengganggu perdagangan.

Polisi menghabiskan dua hari membersihkan pengunjuk rasa dari pusat kota Ottawa. Petugas melakukan 191 penangkapan dan menarik 79 kendaraan pada saat operasi berakhir pada akhir pekan.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement