Selasa 22 Feb 2022 12:13 WIB

Presiden Iran dan Emir Qatar Bahas Kesepakatan Nuklir JCPOA

Pembicaraan pemulihan JCPOA berlangsung di Wina.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Presiden Iran Ebrahim Raisi melakukan pertemuan dengan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani di Doha, Senin (21/2/2022).
Foto: Qatar News Agency via AP
Presiden Iran Ebrahim Raisi melakukan pertemuan dengan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani di Doha, Senin (21/2/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Presiden Iran Ebrahim Raisi melakukan pertemuan dengan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani di Doha, Senin (21/2/2022). Pemulihan kesepakatan nuklir 2015 atau Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) menjadi salah satu isu yang mereka bahas.

Dalam konferensi pers bersama usai pertemuan, Raisi mengatakan negaranya telah mendesak Amerika Serikat (AS) untuk membuktikan bahwa mereka bersedia mencabut sanksi terhadap Teheran. “Jaminan sangat penting untuk mencapai kesepakatan dalam pembicaraan nuklir,” ujar Raisi, dikutip laman Aljazirah.

Baca Juga

Sementara itu, Sheikh Tamim mengungkapkan, Qatar siap melakukan apa yang bisa mereka lakukan untuk membantu para pihak di Wina, Austria, mencapai sebuah solusi. Pembicaraan pemulihan JCPOA berlangsung di Wina. AS diketahui hengkang dari JCPOA pada 2018. Kesepakatan itu dinilai tak ideal karena tak mengatur program rudal balistik Iran serta pengaruhnya di kawasan.

Kala itu, mantan presiden AS Donald Trump menerapkan lagi sanksi ekonomi kepada Iran. Sejak saat itu pula Iran tak lagi tunduk pada ketentuan JCPOA, termasuk perihal aktivitas pengayaan uranium. Hal itu telah memicu kekhawatiran, terutama di kawasan.

Selain soal JCPOA, Raisi dan Sheikh Tamim juga membahas tentang peningkatan hubungan bilateral Iran-Qatar. “Hari ini kita telah memperluas kerja sama di bidang ekonomi, energi, infrastruktur, budaya, dan ketahanan pangan,” kata Raisi.

Raisi mengunjungi Doha untuk menghadiri perhelatan Gas Exporting Countries Forum (GECF). Dia berharap, kehadirannya dalam forum tersebut bisa meningkatkan hubungan politik dan perdagangan dengan negara-negara Teluk. “Iran adalah salah satu pendiri GECF karena kami termasuk di antara tiga negara penghasil dan pengekspor gas terpenting,” kata Raisi dalam sambutannya yang disiarkan televisi pemerintah sebelum meninggalkan Teheran.

Kunjungan Raisi ke Qatar merupakan kunjungan presiden Iran yang pertama dalam kurun 11 tahun terakhir. Bagi Raisi, itu adalah kunjungan luar negeri yang ketiga sejak dia menjabat sebagai presiden. Iran telah menghadapi kekurangan gas di dalam negeri karena rekor konsumsi yang tinggi, terutama untuk pemanas rumah tangga selama musim dingin berlangsung. Situasi itu memaksa Iran memotong pasokan ke pabrik semen dan industri lainnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement